Jumat, 15 September 2017

BERLABUH DI PULAU BAAI

Setiap datang ke Bengkulu, aku selalu ingin berkunjung ke Pelabuhan Pulau Baai. Walaupun sudah beberapakali, aku selalu merasa belum sepenuhnya dapat menikmati pemandangan dan suasananya. Seakan masih ada yang mesti kudapati di kawasan ini.




Pelabuhan Pulau Baai berada sekitar 20 km dari pusat Kota Bengkulu. Merupakan pelabuhan pantai barat di selatan Pulau Sumatera. Pelabuhan ini konon merupakan pelabuhan alam yang luas. Tidak berupa teluk dengan hanya bentuk melengkung tapi berbentuk sebuah danau dengan pintu menghadap ke Samudera Hindia.

Kapal ferry yang melayani Bengkulu-Pulau Enggano, memiliki dermaganya dalam kawasan Pelabuhan Baai. Berdampingan dengan dermaga bongkar muat kapal-kapal besi bertonase, kapal barang dengan peti kemas.
Sebuah jalan menghubungkan Kota Bengkulu menuju daerah Teluk Sepang melintasi Pelabuhan Pulau Baai. Dengan sebuah jembatan, dimana di sekitar jembatan ini, dijadikan sebagai kawasan pelabuhan kapal-kapal nelayan. Kapal tonda dan biduk nelayan yang disebut sebagai calang.




Dari atas jembatan pabila kita melihat ke arah daratan, terlihat dalam bahagian kawasan pelabuhan, berupa hutan bakau yang luas. Semoga saja pemerintah dapat terus melindungi hutan bakau ini. Tentulah hutan bakau ini patut dilindungi sebagai hutan penyangga kawasan pesisiran menjaga keseimbangan alam.

Pelabuhan Pulau Baai memiliki spesifiknya tersendiri setelah Pelabuhan Teluk Bayur (Sumatera Barat) yang dipopulerkan melalui lagu Minang. Pembangunannya dilakukan dimasa Ir Azwar Anas menjadi Menteri Perhubungan. Dipujikan sebagai pelabuhan alam terbaik. Diresmikan sebagai pelabuhan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1984.




Seperti biasanya, aku lebih suka memasuki pelabuhan kapal-kapal ikan. Di Pelabuhan Pulau Baai ini dijadikan pelabuhan bagi kapal-kapal bagan. Kapal penangkap ikan. Jika ada kapal ikan bongkar muatan, pelabuhan ikan akan ramai oleh para pedagang ikan. Biasanya berlangsung pada pagi hari. Selepas itu pelabuhan ikan hanya tinggal dalam kesunyian.

Kita hanya akan menemui beberapa orang saja di sana sini sedang bercakap-cakap atau bahkan lagi tiduran diantara peti-peti ikan.




Jika hari mendekati petang, di dermaga pelabuhan ikan, terlihat orang sengaja datang untuk memancing ikan. Karena dalam pelabuhan yang airnya juga merupakan air laut, hidup ikan-ikan laut. Jika cuaca musim gelombang tinggi di Samudera Hindia, hempasan ombaknya juga akan masuk ke dalam pelabuhan. Sedang di hari biasanya, permukaan air hanya tenang bagaikan danau (*) copyright: abrar khairul ikhirma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar