Sabtu, 03 Desember 2011

Bukan hanya di Darat, Di Lautpun Ada

Episoda Fotografie: Ikan Laut Pariaman [5]

GAMIH. Atau ada juga yang menyebutnya gamia. Salah satu spesies ikan yang hidup di laut perairan Piaman. Namanya sudah lama saya dengar. Sedang melihat langsung ikan yang dimaksud belum pernah seumur-umur. Tetapi nama Gamih bukan saya dengar berasal dari masyarakat yang hidup di pesisiran. Justru dari mereka yang bermukim jauh ke daratan.


Saya mendengar tentang khasiat Gamih ini dari “urang paburu.” Orang-orang yang memiliki hobi berburu babi. Berburu adalah tradisi masyarakat agraris yang sudah berlangsung turun temurun di Ranah Minangkabau. Masyarakat “paburu” ini sampai saat ini sangat banyak di berbagai daerah di Sumatera barat. Kalangan ini pemelihara “anjiang paburu,” yang dilatih dapat menyergap dan menangkap babi.

Peliharaan seorang paburu bisa saja tidak seekor tapi bisa dua atau tiga ekor anjiang. Setiap anjiang memiliki nama yang khas dan kepiawaian yang berbeda dalam berburu. Setiap paburu nyaris menginginkan peliharaannya itu hebat. Tangkas dan cepat dalam mematikan babi di setiap paburuan (acara baburu]. Salah satu yang dapat merangsang daya serang anjiang, anjiang paburu diberi santapan ikan laut gamih.


Para paburu yakin bahwa khasiat ikan Gamih dapat membuat anjiangnya menjadi represif. Ganas dalam menyerang babi.
Sayang untuk mendapatkan ikan Gamih tidaklah mudah. Ia hanya sekali-kali dapat terpancing oleh nelayan atau kebetulan masuk dalam jariang (jaring) ikan.
Biasanya para pemburu yang menginginkan ikan Gamih harus memiliki hubungan dengan para nelayan. Dengan cara itu ia minta tolong dicarikan ikan Gamih. Biasanya nelayan tak akan menjanjikan hanya kalau ada nantinya akan diberitahunya.

Ikan Gamih bukanlah buruan untuk ditangkap nelayan. Karena jenis ikan ini tak ada yang memakannya. Spesiesnya tidak sama dengan ikan-ikan tangkapan untuk dikonsumsi manusia. Dikatakan tidak ada, nelayan sering melihatnya saat berada di laut. Tentu saja saat ada ikan-ikan berbadan besar tengah bermain di permukaan air. Ikan yang dimaksud ikan besar misalnya yakni situhuak (tuna), layaran, sisiak, ambu-ambu dan lumba-lumba. Apa hubungannya dengan ikan-ikan besar ???


Gamih adalah ikan yang barangkali amat menjengkelkan bagi ikan-ikan besar. Karena dia adalah ikan pengisap darah.
Jika di darat yang melakukan pengisapan darah amat dikenal dengan lintah. Sampai lintah menjadi popular dalam kehidupan sehari-hari, sebagai symbol dari bentuk penggambaran seseorang yang suka memanfaatkan atau mengambil keuntungan yang berlebihan pada orang lain. Binatang pengisap darah di darat adalah lintah, sementara di laut dikenal para nelayan adalah Gamih.


Gamih menurut cerita Niang Edy salah seorang anggota kelompok nelayan Putra Bahari, Pantai Gandoriah Pariaman, yang pulang melaut 31-11-11 lalu telah memberikan ikan Gamih yang terpancing olehnya padaku untuk didokumentasikan mengatakan, ikan Gamih itu di laut akan mengikuti setiap rombongan ikan-ikan besar.

Daya jelajah Gamih amat gesit sehingga, mudah menyesuaikan setiap gerakan dari mangsanya. Mula-mula ia ikuti mangsanya, lalu setelah berdekatan dengan cepat menempel ke tubuh mangsa. Saat itu juga alat hisap yang terdapat di bagian atas batok kepalanya langsung berfungsi.

Jika sudah menempel, sulit bagi mangsa untuk melepaskan tempelannya. Biasanya ikan yang ditempeli (dihisap) ikan Gamih akan melompat-lompat membantingkan tubuhnya di permukaan air. Jarang Gamih yang akan terlepas begitu saja dari tubuh ikan. Biasanya Gamih akan melepaskan gigitannya jika dia sudah merasa “kenyang” mengisap darah ikan mangsanya. [abrar khairul ikhirma # 03 Desember 2011]