Kamis, 29 Desember 2016

RUMAH PENJAHIT SANGSAKA MERAH PUTIH



Satu kesempatan berada di Kota Bengkulu, aku menikmati petang hari berkeliling kota. Dalam perjalanan, terniat untuk mencari satu alamat pada hari itu. Rupanya, jalan untuk menuju alamat itu tak kutemukan, malahan aku salah arah. Kuputuskan untuk tidak melanjutkan jalan yang sudah kutempuh. Namun aku tak bisa begitu saja membelokkan sepeda motorku, karena lalulintas saat itu sedang ramai. Sambil memperhatikan kendaraan kiri dan kanan untuk dapat berbalik arah, terlihat di seberang jalan sebuah rumah khas Bengkulu. Pandanganku segera saja tertuju pada plank bertuliskan, “Rumah  Ibu Fatmawati Soekarno.”




Kebetulan itu tidak aku sia-siakan. Segera saja aku menyeberang jalan dan berhenti di depan rumah. Beberapa hari di Bengkulu rumah ini tak pernah terlintas dalam pikiranku untuk mendatanginya. Padahal pemiliknya adalah seorang yang tercatat berjasa dalam kemerdekaan negaraku. Selain menjadi salah seorang isteri Proklamator Soekarno, Fatmawati adalah ibu mantan Presiden Republik Indonesia, Mengawati Soekarnoputri. “Maafkan aku Bu Fatmawati, engkau terlupakan dalam ingatan.”
 
Aku tidak merasa kecewa, tidak dapat masuk ke pekarangan rumah, karena pintu dalam keadaan terkunci. Maklumlah hari sudah petang. Walaupun konon kabarnya di rumah ini disimpan mesin jahit yang digunakan Bu Fatmawati untuk menjahit bendera  “sangsaka merah putih” Negara Republik Indonesia yang dikibarkan saat Soekarno dan Hatta, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 di Jakarta.

Berdiri dari luar pagar di pinggir jalan saja bagiku sudah cukup. Tanda penghormatanku pada mereka yang telah berjasa atas negaraku. Semoga bangunan ini terjaga sampai ke masa depan. Diingat dan dikunjungi oleh generasi bangsa, sebagai penghormatan bahwa Negara ini didirikan dengan perjuangan.

Rumah Fatmawati merupakan salah satu cagar budaya peninggalan sejarah, ketika istri Bung Karno tersebut tinggal di Bengkulu. Rumah peninggalan Fatmawati yang didirikan sejak tahun 1915 dan masih terawat sampai saat ini, walaupun beberapa kali mengalami pemugaran. Rumah Fatmawati masih menarik minat pengunjung, baik pengunjung dari dalam negeri maupun mancanegara.

Rumah ibu negara pertama Fatmawati, berada di Jalan Fatmawati, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, yang menyimpan mesin jahit sang saka merah putih untuk dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945.

Kunjungan kerumah peninggalan Fatmawati relatif ramai terutama pada hari liburan sekolah. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari wilayah Provinsi Bengkulu, namun juga wisatawan dari luar pulau, seperti dari pulau Jawa dan Kalimantan.

Rumah peninggalan Fatmawati ini sangat terawat dan kondisinya sangat bagus. Tempat bersejarah seperti ini akan terus dilestarikan agar anak cucu di masa depan dapat terus mengenang arti perjuangan para pendahulu negeri kita tercinta ini. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar