Sabtu, 24 Desember 2016

OMBAK KETAHUN YANG SELALU MELEKAT DALAM INGATANKU



Dalam sejumlah kesempatan, aku sudah pernah melewati Ketahun, daerah yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera ini. Ketahun daerah Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Daerah yang terhubung oleh jalan negara lintas provinsi Kota Padang ---Sumatera Barat--- dengan Kota Bengkulu. Nama Ketahun melekat dalam ingatan sejak usia masih sangat muda. Sejak zaman transportasi kapal laut masih utama dalam menghubungkan dari pelabuhan Teluk Bayur (Sumatera)  menuju Tanjung Priok di Pulau Jawa.




Kapal penumpang masa tahun 70-an adalah kapal laut yang masih terbilang kecil untuk masa kini. Aku pernah dimasa anak-anak ke Pulau Jawa dengan menumpang kapal laut itu. Dalam perjalanan atau pun dari percakapan banyak orang yang kudengar, perjalanan dengan kapal laut, kita harus tahan “mabok laut,” karena kapal melewati “ombak Ketahun” dan “ombak Selat Sunda.”



 
Kedua lokasi ombak tersebut, selalu menggoncang kapal, sehingga mayoritas penumpang kapal banyak yang pusing kepala dan mabuk. Masih untung melewati Selat Sunda waktu malam hari, disaat penumpang banyak sudah tertidur. Sedang Ketahun saat siang hari. Sebab di Bengkulu, kapal akan berhenti untuk menaikkan penumpang. Penumpang yang naik di Bengkulu harus naik boat. Kapal tidak bisa merapat ke pantai. Hanya jangkar di tengah laut, setentang Kota Bengkulu.

Beberapakali momen naik kapal laut  pulang pergi ke Jakarta semasa anak-anak itu, sampai sekarang masih lekat dalam ingatan.




Pada sejumlah kesempatan menuju Kota Bengkulu, momen untuk dapat singgah di Ketahun hampir tak ada. Sampai akhirnya momen terbaik itu didapatkan. Momen saat beberapakali menelusuri jalur perhubungan pantai barat. Jalan yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Bengkulu yang mayoritas menyisir kawasan pantai.

Setelah waktu subuh, berangkat dari Dusun Air Hitam, dimana bermalam dalam perjalanan di sebuah kedai kecil yang dikepung kebun sawit. Sampai di Ketahun, waktu masih terbilang belum tengah hari. Kesannya masih dalam suasana pagi. Karena cuaca langit bermendung. Udara pun terasa dingin. Apalagi berada di kawasan terbuka di pinggir pantai. Tepatnya di Dusun Urai, Ketahun.




Ombak Ketahun saat berada di Dusun Urai tidak dalam situasi besar gelombangnya. Hanya saja gulungannya berlapis-lapis. Suara derunya sungguh mencekam. Lokasi titik tujuan pun sama sekali tidak ada penduduk. Jalan pun hampir tak ada kendaraan yang lewat. 

Tempat yang kukunjungi ini, merupakan lokasi yang sering menjadi trending-topik pemberitaan media. Karena sering menjadi sasaran keganasan Ombak Ketahun, Samudera Hindia, merusak jalan lintas yang menjadi urat nadi penghubung antar provinsi.

Saat kedatangan, masih dapat ditemukan jejak bekas jalan lama, yang kemudian dipindah ke daratan dengan jalur yang baru. Untuk berwisata lokasi ini sungguh menarik jika cuaca terang. Kita dapat memandang laut yang terbentang luas di hadapan. Menikmati tikungan jalan tepat di bibir tepi ombak saat pasang naik terjadi. 

Di sepanjang Bengkulu Utara, kita mudah menjumpai pemandangan abrasi laut, membentuk daratan menjadi dinding batu dengan warna yang memerah. Pemandangan yang sangat artistic. Sebagaimana lokasi yang aku kunjungi ini, abrasi yang menggerus perbukitan kecil ini, seringkali menjadi objek mereka yang berhenti di sini untuk diabadikan.

Ketahun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Indonesia. Ketahun terdiri dari 21 Desa Definitif dan 6 Desa Persiapan, berdasarkan data yang ada Kecamatan Ketahun berpenduduk 50.044 jiwa pada januari 2011 yang terpencar pada sekitar 534 Km2 dengan bermacam-macam suku dan bahasa seperti suku Pekal, Suku Rejang, Suku batak, Suku Minang, Suku Jawa, Suku Serawai, Suku Sunda. 

Dari 27 desa yang ada terbagi dengan penduduk asli seperti Dusun Raja, Talang Baru, Lubuk Mindai, Urai, Gunung Payung, Bukit Indah, Kuala langi sebagian, yang selebihnya desa ekstransmigrasi seperti Giri Kencana, Bukit Makmur, Marga Bakti,Bumi Harjo, Air Sekamanak, Air sebayur, Air Simpang, Sumber Mulya, Bukit harapan,Fajar Baru, Melati Harjo, Tanjung Muara, Bukit Tinggi dan selebihnya desa perambah yang mayoritas dari daerah Bengkulu Selatan seperti Limas Jaya, sebayur Jaya, Alas bangun, Lembah duri, Simpang Batu, Baru Manunggal. 

Ketahun termasuk daerah yang subur dan cocok untuk perkebunan, hal ini dibuktikan ada beberapa perusahaan perkebunan berada dalam wilayah Bengkulu Utara ini.




Ada hal menarik ditemui dalam beberapakali perjalanan, berpapasan di jalan dengan turis-turis asing yang bersepeda dua atau tiga orang. Konon kabarnya ada banyak turis asing menyukai jalur Bengkulu dan Padang dengan menggunakan sepeda.

Rasanya, meskipun sudah beberapakali singgah di Urai, Ketahun, sampai kini aku tetap ingin berhenti sejenak di lokasi ini, bila melewati kawasan ini. Bagiku tempat ini suatu daerah yang menyenangkan dan kawasan yang artistic (*)

abrar khairul ikhirma
abrarkhairul2014@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar