Selasa, 20 Desember 2016

MAKAM KERAMAT TARAM TAK PUTUS PENGUNJUNG



SURAU Tuo dan Makam Keramat Taram di Kenagarian Taram, Kecamatan Harau ± 5 km dari kota Payakumbuh, sampai saat ini masih kerap untuk dikunjungi masyarakat. Pengunjung yang datang tersebut ada yang memang sengaja untuk ziarah ke makam keramat, kalangan mahasiswa yang melakukan penelitian tapi kebanyakan sering terlihat oleh penduduk, mereka melihat-lihat bangunan surau dan makam, lalu memotret sebagai dokumentasi mereka tanda pernah berkunjung ke Taram.




Surau Tuo dan Makam Keramat ini dengan sendirinya telah menjadi objek wisata budaya popular di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, selain mereka datang ke Taram untuk berwisata ke Bukik Bulek Taram yang unik, terletak hanya beberapa ratus meter dari lokasi surau dan makam. Hampir senada masyarakat sekitar lokasi mengungkapkan, senang melihat mereka yang datang memotret surau dan makam, berarti semakin banyak orang tahu akan Taram dan Taram tak akan pudar namanya untuk dikenal masyarakat luas.

Pada umumnya masyarakat lokasi surau dan makam tidak keberatan untuk menceritakan tentang keberadaan dua objek tersebut. Nyaris mereka sangat menguasai cerita adanya surau dan makam. Bahkan jika ada pengunjung mampir di Taram, mereka kerap menanyakan apakah tak berminat melihat surau dan makam keramat.

Makam Keramat Taram ini adalah makam Syech Ibrahim Mufti yang merupakan salah satu penyebar agama Islam di daerah ini. Beliau bukanlah penduduk asli, melainkan seorang pendatang yang berasal dari negeri Irak di Timur Tengah dan merupakan murid dari Syech Abdul Rauf dari Aceh, semasa Kerajaan Samudera Pasai.

Sebagai seorang penyebar agama Islam, beliau mempunyai banyak kesaktian, salah satunya perihal wafat dan kuburannya. Seorang muridnya kedatangan mimpi. Dalam mimpi itu diberitahukan, Syeikh sudah meninggal. Jika ingin melihat kuburannya, lihatlah pada malam tanggal 27 Rajab dengan petunjuk cahaya dari tanah. Dari tempat cahaya muncul itulah, Syeikh dimakamkan. Ternyata lokasinya berada persis di dekat Surau Tuo sendiri. 




Selain cerita itu di kalangan orang pengajian sendiri, Syeikh Ibrahim Mufti dikabarkan bisa pergi dari daerah ini untuk memadamkan api di Mekah, dimana saat itu di Mekah terjadi kebakaran hebat, padahal rambutnya baru terpotong sebelah oleh tukang cukur. Setelah api padam, ia kembali muncul ke tukang cukur yang sama, hari itu juga, melanjutkan memotong rambutnya.

Surau dan makam, kini masih terawat dengan baik. Tidak ada dilakukan perubahan dari bentuk terakhirnya. Pastinya Surau Tuo Taram memang nikmat untuk dikunjungi, selain untuk tempat sholat dan mengabadikan kesederhanaan bangunan masa silamnya. Selain itu juga udara di Taram berhawa sejuk.

Menurut salah seorang warga yang ditemui disekitar lokasi, pemeliharaan Surau Tuo dan Makam Keramat Taram ini menjadi tanggung jawab 7 Pasukuan didaerah ini, yaitu Sumpadang, Simabur, Pitopang, Melayu, Piliang Laweh, Piliang Gadang dan Bodi, yang bergiliran setiap 3 tahun untuk menjadi Imam, Kotik dan Bilal. (*)

abrar khairul ikhirma
abrarkhairul2014@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar