Jumat, 20 Oktober 2017

MASJID PUTRA DI TEPI TASIK

Siang sudah begulir menuju ke petang hari. Perjalanan dari keramaian kota Kuala Lumpur menuju Putrajaya tidaklah melelahkan. Hanya saja tiada dapat melawan rasa kantuk di dalam bus. Saat terjaga dari tidur, bus sudah berada di Putrajaya.




Bus mengitari beberapa ruas jalan. Kemudian menghantarkan ke Taman Botanical. Kerindangan pepohonan di sini menyejukkan. Pepohon ditanam dengan baris yang rapi. Diantaranya dibangun jalan-jalan penghubung. Sayang, aku tidak menikmatinya. Karena tak ada suatu kesan dapat singgah di hatiku. Suatu hal biasa saja dari kawasan “buatan” manusia.

Aku merasa waktu “persinggahan” di kawasan ini “terbuang” sia-sia. Entah untuk apa untuk orang semacamku. Untunglah segera meninggalkan tempat ini “berpindah” ke titik berikutnya dari sejumlah titik destinasi di kawasan Putrajaya.




Hujan baru saja selesai. Gerimis masih tersisa. Cahaya matahari yang buram terlihat menjadi tajam. Sisa air di kaca bus membentuk pandangan mata yang artistic. Segera terlihat olehku sebuah kubah nun di sana dan sebuah menara menjulang ke langit.

Bangunan itu ialah Masjid Putra, sebuah masjid megah di Putrajaya, Malaysia. Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1997. Dua tahun kemudian selesai pembangunannya. Di 22 Zulkaedah, 1419 Hijriyah atau 9 Maret 1999 dibuka untuk umum sebagai sarana ibadah.




Kawasan Masjid Putrajaya terletak berdampingan dengan Perdana Putra, Kantor Perdana Menteri Malaysia, tepatnya berada di salah satu sisi dari danau buatan Tasik Putrajaya.

Masjid Putra, kini tidak hanya sebagai sarana beribadah tetapi telah menjelma menjadi destinasi pelancongan relegi di Negeri Tanah Semenanjung. Menjadi salahsatu icon yang dimiliki Malaysia.




Bus yang membawaku mengunjungi Putrajaya, mengitari jalan kawasan Masjid Putra untuk mendapatkan lokasi parkir, seketika dengan spontan, aku segera “menjepret” momen yang terlintas dengan hanya memakai camera pocket 20.1 mp berada di dalam genggamanku.

Inilah empat buah momen yang kudapatkan, 4 buah hasil foto seorang hobi mendokumentasi, tidak seorang fotografer professional dengan alat foto berkapasitas tinggi (*) copyright: abrar khairul ikhirma – putrajaya-malaysia-30-sept-2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar