Rabu, 04 Oktober 2017

EKSOTIKA PANTAI TIKU

Pantai Tiku, terletak di pesisir barat Pulau Sumatera. Kini berada dalam wilayah kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Nama Tiku tak bisa dilepaskan dengan Pariaman. Adat dan budayanya berkait erat.




Dalam banyak kesempatan, aku suka mengunjungi kawasan pantai dari Tiku ini. Mulai beberapa tahun silam, saat masih membentang pantai yang lapang. Hanya beberapa kelompok saja bangunan rumah nelayan. Rumah-rumah kayu sebahagian besar beratapkan rumbia. Di sekitarnya terhampar balek ---alat untuk menjemur ikan.




Pantai Tiku di masa lalu adalah pintu gerbang memasuki daratan ke Pariaman. Merupakan daerah pelabuhan.  Sebelumnya bernama Kualo Banda Mua. Para pedagang Portugis, Arab, India dan Belanda berdatangan untuk barter hasil bumi dari daerah pedalaman.




Tahun 1511, Malaka yang dulunya dikuasai kerajaan Aceh jatuh ketangan Portugis. Jalur perdagangan strategis itu membuat sector perdagangan Aceh juga ikut mundur. Sebagai solusinya untuk memperkuat sector perdagangan, mereka memperkuat konsolidasi daerah pesisir barat Sumatera.




Tahun 1528, Pasukan militer Aceh menyerang ke Pagaruyung dan mendarat di Kualo Banda Mua, yang dikuasai Pagaruyung. Kualo Banda Mua dikuasai Aceh.  Aceh menempatkan seorang seorang Teuku yang menjadi Khalifah di Kualo Banda Mua, bersama sejumlah panglimanya yang terdiri dari para Teuku. Konon itulah asal nama kampung Teuku, yang di kemudian hari disebut Tiku Bandar Khalifah.




Kegiatan bongkar ikan di Pantai Tiku kini bila musim tidak ekstrem, berlangsung hanya kala pagi saja. Selepasnya kawasan pantai akan senyap. Di atas pantai selalu dapat ditemui perahu-perahu nelayan setempat tersusun. Sedangkan kapal penangkap ikan, kapal tonda dan bagan, berjangkar tak jauh dari pantai.




Terdapat pohon-pohon pinus ditanam sepanjang pantai, sehingga terasa sejuk berlindung kala cahaya matahari terik. Di bawah jejeran pepohonan, kini sudah ada kedai-kedai minum dan berjualan makanan sampai waktu petang.

Tak jauh dari kawasan pantai, dikenal juga kedai makan dengan menu kalio lokan. Masakan yang banyak disukai orang. Tak heranlah ada saja sepanjang hari orang-orang dari luar Tiku berdatangan untuk menikmati kuliner dan bersantai ke Pantai Tiku (*) copyright: abrar khairul ikhirma

1 komentar: