Selasa, 11 Oktober 2016

MENCURI PANDANG BALAI NOBAT KEDAH DARI JAUH



SALAH satu yang menarik perhatian, pertama mendatangi Kota Alor Setar, pusat Negeri Kedah, ialah Balai Nobat. Karena bangunan Balai Nobat berada di persimpangan jalan yang berarus lalulintas cukup ramai.



Bangunannya sudah mengesankan berusia tua. Memiliki arsitektur jauh beda dengan bangunan-bangunan modern, yang kini mudah kita temui dimana-mana. Walau pun berupa menara yang tak terlalu tinggi tapi bagi setiap pengguna jalan yang melewati, pasti tetap akan tercuri pandang ke arah bangunan ini.

Aku mudah terpikat pada bangunan-bangunan lama, dimanapun aku temui ke daerah tempat yang pernah aku kukunjungi. Beberapa kali melintasi kawasan Kota Alor Setar, sejumlah itu pula aku dapat terpandang bangunan Balai Nobat. Bangunannya terawat dengan baik. Dicat dengan warna terang. Pintu yang tertutup.

Apakah Balai Nobat ??? Aku beruntung dan berterimakasih menjumpai salah seorang penulis Malaysia berasal dari Kedah, Amelia Hashim, yang memberi keterangan bahwa dalam bangunan itu tersimpan perlatan music milik kerajaan. Alat-alat music itu hanya dimainkan oleh pemusik khusus, di dalam penobatan Raja. Merupakan warisan kerajaan, juga kekayaan tradisi yang sangat bernilai.

Balai Nobat dibangun pada masa awal menjelang dibukanya Bandar Alor Setar, tahun 1735, beriringan masa dibangunnya Istana Kota Setar, Balai Besar dan Masjid Negeri. Pembangunannya terjadi di masa Sultan Muhammad Jiwa Zainal Adilin Mua’adzam Shah II, Sultan Kedah ke-19 (1710-1778). Bagaimana bentuk asli Balai Nobat yang pertama dibangun, tidak dapat dikenal pasti tapi masa itu tentu menggunakan bahan kayu. Tidak serupa sekarang yang terlihat berbahan batu bata.

Sekarang Balai Nobat Kedah dijadikan tempat menyimpan alat-alat musik Nobat DiRaja yang hanya dimainkan pada upacara-upacara DiRaja seperti hari pertabalan, perkahwinan dan persemadian DiRaja. Alat muzik Nobat terdiri daripada tiga rebana besar, dua rebana kecil, satu gong dan satu serunai ini konon mampu menghasilkan satu gabungan bunyi yang mengasyikkan. Dikenal sebagai “muzik nobat,” satu bentuk lagu kebudayaan Negeri Kedah.

 Karena Balai Nobat tidak dibuka untuk umum, aku hanya selain dapat memandang sambil lewat beberapa kali di jalan di salah satu sisi bangunan, pun berkesempatan mendekat hanya bisa menatap dalam jarak jauh saja, ketika akan melangkah berkunjung menuju Museum Istana Pelamin, yang berjarak beberapa meter dari Balai Nobat. Ketika cuaca dalam bermendung di Kota Alor Setar. Hujan baru mereda dengan gerimisnya. Siang berangkat perlahan di tarikh 05 September 2016, pada suasana hati penuh kekaguman akan selera penuh citarasa seni para pendahulu pembangun kota ini. 

Menurut catatan yang diperdapat, pada zaman Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah, Sultan Kedah ke-24 (1854-1879), Balai Nobat yang baru dibangun setinggi lima tingkat. Seluruh bangunan ini dibangun memakai bahan kayu dan beratapkan zink.

Kemudian pada zaman Sultan Abdul Hamid Halim Shah, Sultan Kedah ke-26 (1882-1943), bangunan dibangun memakai bahan batu dan logam. Bangunannya tetap tidak dirobah. Tetap meniru bangunan asli dari bahan kayu sebelumnya. Berupa tiga tingkat dan kubah terletak di puncak. Dimana kubah menjadi symbol yang mencerminkan nilai keislaman. Pembangunannya selesai tahun 1906.

Abrar Khairul Ikhirma
Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar