Kamis, 13 Oktober 2016

BERJUMPA JEJAK MAHATHIR, PUISI ABRAR KHAIRUL IKHIRMA





Hari ini, aku tak berjumpa Mahathir Mohamad di sini
Kecuali jejaknya tertinggal dimakan zaman

Hari ini, terjumpa hingar-bingar perdebatan tak berkesudahan
Menghitung segala kekurangan berdengung merafalkan kebangsaan
Tak pernah mengakui kelebihan

Terbahak-bahak kegembiraan di senang-senang tiada berakit-rakit
Dapatkah itu kini ternikmati andaikan masih berjalan kaki
Mulut ternganga mendongak langit
Bibir kering tak dapat berucap

Tak ada salam bersambut di sini
Tanpa teh panas perbualan yang hangat
Sebab tiada menghidang di ruang tamu
Waktu telah membawamu pergi
Ke masa depan yang terlupakan

Senyap julang berjulang walau silih berganti
Berziarah dan berpotret mencatat hari
Tapi tidak pada setiap hati yang tak mengakui
Sejarah sudah seperti angin lalu pada harapan dan hayalan
Bagi mereka yang laju dari pendahulu di hadapan musim
Jangan tanya Melayu padaku
Ingat saja tekad dan iradat darimana dan hendak kemana

Jejak kehadiran mu itu terlihat jelas kini
Nasi yang menyumpal perut lapar selalu melupakan jerih peneroka
Agar tanah ditanam padi di sawah demi kehidupan bersama
Dan kau pun menjadi tua karenanya

Selamat berjumpa selamat tinggal
Antara keduanya cermin zaman

abrar khairul ikhirma
09 September 2016

(* Catatan Sastra Sebagai Pelancong
Ke Rumah Kelahiran Mahathir Mohamad
Di Alor Setar, Kedah, Malaysia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar