Jumat, 11 November 2016

SETASIUN ARAU PERLIS, SEPTEMBER 2016; Puisi Abrar Khairul Ikhirma





Sinar matahari mengabur tak terang di wajahmu
Terasa pedih berpasangan bola mata terbuka
Menyipit dari pantulan cahaya
Menghuncamkan pedang tajam ke titik hitam
Kornea tua di perjalanan
Hari nan sedang tengah hari
Berhenti di sini

Dari Kuala Lumpur aku berjumpa padamu
Pada keadaan ketidakmengertian
Mengapa tiap orang datang tiap orang pergi
Seketika bergegas berlari sepanjang rel
Sejauhmata memandangkan petak sawah
Perbukitan ladang-ladang petani tak lelah
Kebun sawit  berjajar rapi menghadang hari




Pintu gerbong Kereta Tanah Melayu
Terbuka tanpa ragu-ragu
Sekejap setelah roda besi terhenti
Tepat di hadapanmu kini

Walau tak berharap ada yang menanti
Menyambut pengembara datang kini
Atau mereka yang pergi kembali pulang
Sesungguhnya siapa berada di sini ?




Tak ada jawaban pasti bagi satu pertanyaan
Apalagi berjuta-juta penjelasan diungkapkan
Hanya seorang Polis berjalan pelan
Di sisi gerbong yang diam

Sesaat gerbong itu berangkat
Membawa pergi hati ke setasiun berikutnya
Yang tiba pun telah lenyap
Tinggal hanya jejak kaki tak berbunyi
Senyap itu kulihat dari ujung ke ujung
Apakah kota ini berdekap sendiri
Tanpa cinta yang telah mati.




Namamu terbaca tereja
Di tonggak keyakinan aku berdiri
“Arau”

----
Minggu, 04 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar