Jumat, 18 November 2016

MASJID TERAPUNG DI KUALA PERLIS, KETIKA DI NEGERI UTARA MALAYSIA



WALAU hari sudah menuju petang hari, namun cahaya matahari masih terbilang membakar kulit, menguapkan rasa panas. Kami sampai di Kuala Perlis. Persis di ujung bahagian yang menghadap ke Selat Melaka. Sungguh berbahagia dapat mencapai daerah perbatasan dari Semenanjung Malaya ini. Negeri Perlis bahagian utara Malaysia berbatasan dengan Thailand Selatan.




Titik tujuan di Perlis yakni Masjid Terapung. Sebelum ke Masjid Terapung, terlebih dahulu mampir di Istana Kayangan tapi ternyata hari ini destinasi tersebut tutup. Apa boleh buat. Memang tidak momen keberuntungan untuk sekali dayung, dua tiga pulau terlampau.

Berada di Masjid Terapung Kuala Perlis tidaklah mengecewakan. Masjid ini terletak di salah satu sudut teluk kecil, dimana dalam teluk ini dijadikan sebagai kawasan dermaga kapal fery Kuala Perlis – Langkawi. Pulau Langkawi kebanggaan Malaysia yang berada dalam Negeri Perlis. Ramai dikunjungi pelancong. Karena Pulau Langkawi dibuka sebagai suatu kawasan pariwisata internasional.



Saat berada di Masjid Terapung, pasang Selat Melaka sedang turun. Bila berada di bahagian luar masjid, akan terlihat tonggak-tonggak penyangga bangunan yang dipancang menjorok dari daratan ke arah selat. Melihat arsitekturnya lebih menekankan arsitektur tidak rumit. Terkesan aroma menstilir bangunan surau zaman lama, pun sedikit aroma “kejawaan” dengan bentukan atapnya.

Waktu sholat Ashar aku gunakan untuk masuk ke dalam masjid. Tempat wudhuknya bersih, memiliki jarak yang pas dengan tempat sholat. Di dalam ruangan tempat wudhuk, terbaca himbauan kepada para pengguna, mengingatkan bahwa persediaan air terbatas. Sebuah himbauan sangat halus, andaikan kita peka dengan kepedulian. Peduli untuk menggunakan persediaan air dengan baik.




Menurutku besaran ruang masjid biasa-biasa saja. Interiornya terkesan sederhana. Membuat pandangan terasa nyaman. 

Aku sengaja bersholat dekat jendela kaca, jendela di salah satu sisi masjid arah utara, ke arah hamparan Kuala Perlis. 

Udara diluar yang terasa panas,  berada dalam masjid terasa sejuk. Karena masjid dilengkapi dengan berpendingin.

Kawasan Masjid Terapung ditata sedemikian rupa. Karena berada pada lokasi dengan view Kuala Perlis, otomatis akan banyak dikunjungi para pelancong, tersedia areal parkir dan ruang public untuk bersantai. Terasa sekali bahwa suasana kenyamanan adalah penting dan mendapat perhatian dengan magnet Masjid Terapung dan Selat Melaka di hadapan.




Pada sudut halaman masjid terdapat sebuah gazebo. Pandangan terbuka ke Selat Melaka. Dapat menikmati udara bertiup. Kehangatan sinar matahari di waktu petang. Juga menyaksikan lalulintas kapal fery keluar masuk pelabuhan untuk pergi-pulang dari Pulau Langkawi.

Ada beberapa bus masuk kawasan parkir. Terlihat turun rombongan berpakaian Melayu. Mereka bergegas untuk melaksanakan sholat di masjid. Kehadiran rombongan ini berbaur dengan pelancong yang berada di sana sini masjid. 

Aku menyempatkan diri memotret. Mengabadikan suasana dan objek.
Terimakasih Amelia Hashim, penulis Malaysia asal Kedah, yang telah berbaik hati dapat menghantarkanku ke salah satu titik Perlis, Negeri Utara Malaysia. Di hari Raya Iedhul Adha 12 September 2016. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar