Rabu, 05 Oktober 2011

Mengubur Ikan Setelah Ditangkap

GARA-GARA ketiadaan pasokan es-balok disaat ikan lagi “melimpah” banyak ikan-ikan yang sudah tertangkap menjadi busuk. Hal ini di banyak daerah pesisiran adalah “musibah” musiman yang harus diterima dengan “ketidak-berdayaan.” Menanggung rugi dan rasa sedih “disumpahi” laut. Sesuatu yang telah mereka usahakan menjadi sia-sia.


Ikan-ikan yang melimpah memerlukan es agar tidak cepat membusuk. Ikan akan disimpan lalu diupayakan untuk dipasarkan segera keluar daerah. Tetapi ketiadaan es tidak semua nelayan dan pedagang mau melakukan tindakan menggunakan bahan pengawet. Hal demikian barangkali banyak digunakan di sejumlah daerah penghasil ikan laut, namun di Pariaman, salah satu daerah nelayan dimana hasil tangkap mereka banyak memasok pasar-pasar dalam provinsi, maupun kebutuhan pasar di Pekanbaru dan Jambi, masih enggan melakukan tindakan yang dapat merugikan kesehatan manusia.


Sejumlah bagan yang berlabuh di Pantai Gandoriah dan sekitarnya semalam (4/10/11) susah mendapatkan tambahan es-balok, karena hasil tangkap mereka melimpah, sehingga paginya hasil tangkap mereka itu terpaksa dibiarkan membusuk. Akibatnya berkeranjang ikan menjadi terbuang sia-sia. Hal buruk itu memang kerap mereka alami jika jumlah tangkap “membanjir.” Kebutuhan es-balok tidak teratasi, karena harus mendapatkannya dari Padang. Akibatnya, ikan-ikan yang membusuk itu dikuburkan di pantai atau kalau ada memanfaatkan diberikan untuk peternak ikan lele. Suatu hal yang pantang bagi nelayan untuk membuangnya kembali ke laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar