Jumat, 13 Januari 2017

BUKU PUISI “SOUVENIR” BANGLADESH-MALAYSIA POETS SUMMIT 2015



Kehadiran sebuah buku tetap menjadi hal penting, khususnya bagi para penggiat dunia kesastraan. Sebab pada media buku, merupakan tahapan kepenulisan untuk pempubikasian kepada masyarakat pembaca, sekaligus sebagai dokumentasi secara khusus. Bersempena peristiwa “Bangladesh-Malaysia Poets Summit 2015” juga tak ketinggalan diterbitkan sebuah antologi puisi.




Buku antologi puisi dengan cover didominasi warna hijau ini, terdiri dari 48 halaman, cetak mewah dan hampir tanpa cacat kualitas cetaknya. Menghimpun puisi-puisi sastrawan Malaysia, Belgium dan Bangladesh. Semua isi maupun biodata dan pengantar, ditulis dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan konteks event sastra internasional.

Penerbitan buku antologi yang ditajuk sebagai souvenir ini, berkaitan kehadiran sejumlah sastrawan Malaysia yang tergabung pada Persatuan Sasterawan NUMERA (Nusantara Melayu Raya) Malaysia di Dhaka, Bangladesh. Dimana pada event yang sama, Presiden Numera yang merupakan Sasterawan Negara (SN) Dato Dr. Ahmad Khamal Abdullah menerima anugerah “Literary Award 2015” dari Kathak-Bangladesh.

Kata Pengantar buku ditulis Presiden Khatak-Bangladesh, Aminur Rahman.

MALAYSIA:

DATO DR AHMAD KHAMAL ABDULLAH
My Heart Lake
I Gulped

ARBAK OTHMAN
The Most Beautiful Love
3 W

LILY SITI MULTATULIANA
The Marterpiece
A Memory Never Forgotten

RAJA RAJESWARI SEETHA RAMAN
Interpreting the Didactic Universe
In the Await of A Proud Dawn

DR FAZILAH HUSIN
You Can’t Have Everything (II)
Heard from A Far

UMAR UZAIR
Owning You
The One I Want

BELGIUM :

GERMAIN DROOGEN BROODT
Niglat
Feeling of Spring

BANGLADESH:

ASAD CHOWDHURY
The Taj Getting Soacned Rain
Some Words Still Linger On

HAYAT SAIF
Another Circle
Entwined

MOHAMAD NURUL HUDA
Behula’s Sari             

HABIBULLAH SIRAJEE
The Cops Reads The Newspaper
Tiger

JAHIDUL HUQ
Abdullah Wait
Wish

AMINUR RAHMAN
Perpetual Dairy
Self-Willed Exile

Satu dari buku souvenir antologi puisi yang diterbitkan ini, aku peroleh dari tangan Dato’ Ahmad Khamal Abdullah, yang menghadiahkannya kepadaku, ketika sama-sama menghadiri Temu Penyair Asean 2016 di Auditorium Dewan Bahasa Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia (*)

abrar khairul ikhirma
abrarkhairul2014@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar