Kamis, 08 Mei 2014

Kita Teringat Idrus Tintin



TATKALA mengetahui dari media masa bahwa nama penyair dan seniman teater almarhum Idrus Tintin, dipatrikan untuk sebuah gedung pertunjukan kesenian, bukan main bahagianya aku. Baik sebagai seorang dari masyarakat kesenian, maupun sebagai orang yang pernah kenal dengan almarhum. Beliau memang pantas mendapat kehormatan itu. Karena beliau semasa hidup sangat gigih memperjuangkan kehidupan kesenian di Riau, terutama untuk Kota Pekanbaru. Selain beliau juga aktif menulis puisi-puisi dan membacakannya di berbagai forum yang dihadirinya.

Anjung Seni Idrus Tintin Pekanbaru, Riau, Maret 2014

Pemberian nama gedung dengan nama Idrus Tintin, menurutku tidak hanya penghormatan atas segala perjuangan almarhum. Akan tetapi suatu kehormatan yang dapat dilihat juga untuk kalangan seni budaya khususnya di Provinsi Riau dan di tanah air pada umumnya. 

Aku mengenal lebih jauh akan gedung yang diberi nama “Anjung Seni Idrus Tintin” tersebut hanya melalui internet. Semenjak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono pada 11 Agustus 2007 silam. Banyak foto-foto dengan pengambilan cukup bagus, menggambarkan kegagahan keberadaan gedung pertunjukan kesenian ini yang dimiliki Provinsi Riau. Kita patut mengakui, sejak lama di Kota Pekanbaru sudah banyak didirikan bangunan-bangunan dengan sentuhan arsitektur yang menarik. Terutama bangunan milik pemerintah daerah.

Pekan di akhir bulan Maret 2014, barulah aku menjejak Provinsi Riau, setelah bertahun tak pernah lagi mampir ke Pekanbaru. Semasa mendiang Idrus Tintin masih hidup, setiap berkunjung ke Pekanbaru senantiasa berusaha untuk bertemu dengannya. Biasanya, selalu bertemunya di bagian belakang Gedung Dang Merdu, gedung yang kini sudah tidak ada lagi, berada di samping Kantor Gubernur Riau. 


Almarhum mengenalku sebagai salah seorang penulis dari Sumatera Barat dan merupakan anak mendiang sastrawan alm. Chairul Harun, yang menjadi sahabatnya. Aku pun pernah menulis tentang Idrus Tintin beberapakali di media local terbitan Padang. 

Itulah sebabnya aku merasa memiliki kebahagiaan tersendiri dengan namanya dipakaikan pada gedung pertunjukan kesenian. Nama seorang yang telah banyak melahirkan karya-karya, telah banyak mendorong kehidupan kesenian di Riau, bahkan telah banyak memiliki anak-anak asuhannya dalam berkesenian. 

Pada kehadiranku di Pekanbaru, juga sekaitan untuk bertemu teman lama, teman yang pernah sama-sama dulunya hidup berkesenian di Taman Budaya Sumbar. Zuraf Adi Satya. Ia kini bermukim di Kota Pekanbaru bersama keluarganya. Kami sudah lama tidak bertemu. Sudah belasan tahun. Kami baru tahun terakhir ini berkontak melalui fesbuk.

Lihatlah nama di belakang itu, huruf-hurufnya sudah tidak pada tempatnya...

Kebetulan saat itu di Anjung Seni Idrus Tintin sudah beberapa hari berlangsung pertunjukan teater. Kami pun sudah lama juga tak menonton teater. Saat petang hari kami mendatangi Anjung Seni Idrus Tintin, sungguh aku terkesima. Sebuah bangunan yang dibangun dengan anggun, berdiri di bekas lahan arena MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an). Suatu yang pantas sebagai penghargaan bagi almarhum dan bagi kehidupan berkesenian di Provinsi Riau.

Ketika malam tengah berlangsung di depan Anjung Seni Idrus Tintin

Yang menyedihkan dan mendatangkan rasa prihatin, gedung yang demikian anggun dan bersahaja itu, harus dirusak oleh lingkungan yang kotor. Begitu juga perawatan gedung sendiri ternyata juga sama saja perlakuannya pada banyak gedung-gedung yang kita miliki dewasa ini. Kita hanya dapat membangun tapi sedikit yang memiliki itensitas untuk menjaga dan merawatnya dengan baik. 

Kita teringat akan dia Idrus Tintin. Alangkah sedihnya almarhum Idrus Tintin, alangkah sedihnya dunia kesenian kita… [abrar khairul ikhirma, akhir maret 2014]

Bersama temanku Zuraf Adi Setya, kala petang hari
 

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Willy, bagaimanapun dengan adanya gedung ini, adalah suatu kebanggaan, sekaligus untuk kehormatan bagi dunia kesenian dan kebudayaan.
      semoga penjaga kesenian dan budaya di Riau tetap menjaganya...

      Hapus
  2. sempat hadir diacaranya, pernah juga mentas didalam gedung yang megah itu, semoga kesenian diriau semarak, dan gedung yang bermilyaran itu terselamatkan

    BalasHapus