Kamis, 17 November 2011

Tabuah “Terbang” Surau Ampalu

BAGI sebahagian besar kita hari ini, banyak yang tidak akan percaya dan lebih menganggap hanya mitos yang membodohi.
Namun riwayat yang dilalui Tabuah di Surau Gadang Ampalu, VII Koto Sungai Sariak, telah melampaui sejumlah generasi makanya sampai ke generasi hari ini.
Masih terawat dengan baik bahkan kini sudah ditempatkan di bawah bangunan khusus permanen.


Kisah Tabuah sepanjang 6 meter di Surau Ampalu diceritakan turun temurun. Salah seorangnya adalah Anduang Nurjani (99 tahun), merupakan salah seorang pewaris dari kaum yang mendirikan Surau Ampalu banyak menceritakan tentang keberadaan surau.


Tabuah itu kayunya diambil di daerah pegunungan Tandikek. Yang membuatnya berasal dari Lubuak Ipuah.
Dua daerah yang terbilang berjarak jauh. Ketika Surau Ampalu selesai dibangun, Tabuah datang melengkapinya.
Tabuah itu dibawa dari Gunuang Tandikek ke Surau Ampalu oleh pembuatnya sendiri dengan terbang memakai kekuatan supranatural.


Ketika surau porak-poranda dihantam banjir bandang (sungai) Batang Ampalu, Tabuah ini tidak hanyut tapi tetap berada di sekitar surau.
Tabuah ini salah satu peninggalan dari generasi pertama Surau Ampalu yang kini diletakkan tepat di bekas surau yang hancur dulunya.
Di bagian ke mudiak (timur) dari surau yang didirikan kembali setelah banjir. Usia surau yang sekarang sudah lebih dari 100 tahun. {abrar-khairul-ikhirma # 07/11-11]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar