Mungkin inilah group band
satu-satunya milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang pernah bertahan dan berkibar
10 tahun. Sukses mendapat tempat di hati masyarakat. Terbukti di zamannya ampuh
menggelorakan semangat pembangunan oleh Bupati Anas Malik.
Aku sudah mulai rajin membuat tulisan dan mengirimkan
berita-berita daerah ke suratkabar Harian
Singgalang Padang. Di kota kelahiranku namaku dikenal banyak orang sebagai
“wartawan cilik.” Menjadi wartawan di zaman belum banyak wartawan dan di sebuah
penerbitan salahsatu dari 3 suratkabar terkemuka dari Sumatera Barat.
Hampir 10 tahun masa berkibar “Band Pemda” aku selalu
mengikuti pertunjukannya ke berbagai tempat. Menyaksikan bagaimana sambutan
masyarakat tidak pernah sepi. Selalu dapat menjadi magnet dalam mengumpulkan
orang dari mana-mana. Baik pertunjukan malam atau siang, diluar gedung maupun
dalam gedung, selalu istilahnya dimasa itu “membludak.” Kebanjiran penonton.
Anas Malik adalah pemimpin daerah yang diminta masyarakat
dan wakil rakyat untuk menjadi Bupati di kampung halamannya. Namanya sedang
popular secara nasional. Kepemimpinannya dinilai berani dan tegas saat menjadi
Kapendam Jaya di ibukota Jakarta. Hampir semua perantau Minang di Jakarta
merasa bangga dengan prestasinya.
TATI COBRA (RINA HASTUTI) MASKUL DAN AYI FANTASI |
Walaupun ibukota Jakarta adalah “ladang” bagi perantau
Minang, Anas Malik pernah “memarahi” orang kampungnya sendiri yang tidak tertib
berdagang. Disaat pembenahan ketertiban para pedagang kaki lima di Jakarta.
Anas Malik di era Orde Baru pun dalam tugasnya “turun” meminta seniman WS
Rendra membatalkan pertunjukan teaternya di Taman Ismail Marzuki.
Tidak banyak yang tahu, Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Padang Pariaman ini adalah seorang tentara yang sangat menyukai seni. Ia mau
menikmati pertunjukan seni modern bahkan seni tradisionil sampai berjam-jam
lamanya.
Diawal kepemimpinannya, ia langsung akrab dengan
pelaku-pelaku seni di Pariaman. Menunjuk Mak
Etek Laweh membentuk group band, yang kemudian dikenal sebagai Band Pemda
Pariaman. Band ini terasa kuat seiring Bupati Anas Malik meminta kepulangan
penyanyi Minang legendaries Tiar Ramon
dari rantau untuk ikut “membangun” kampung.
EM YUSDAL SANG DRUMMER "ABADI" |
Aku mengenal dekat personil yang memperkuat kehadiran group
band ini. Serasa sudah menjadi “badunsanak.” Sebab di balik kesuksesan group
band ini, rasa persaudaraan itulah yang mengikat satu sama lain. Tak ada merasa
lebih hebat. Juga tak ada merasa direndahkan.
Selain uda Tiar Ramon, ada tiga orang lagi namanya juga
sudah popular di blantika music pop Minang yakni uda Anas Ben si “Raja KIM,” bang Udin
Barantakan sang pencipta lagu dan vokalis cantik Tati Cobra. Keempat personil tersebut, tidak hanya menyanyi di atas
pentas tapi sudah tidak asing lagi masuk “dapur rekaman” industry music casset
lagu-lagu pop Minang.
Tak kalah piawainya dari Tiar Ramon, Anas Ben, Udin
Barantakan dan Tati Cobra, petikan dawai gitar Chairul Yatim dan Nong
Zainal Koto, selalu memukau penonton. Chairul Yatim yang akrab dipanggil
dengan Uncu Chairul, tak sekadar
menguasai alat music gitar. Dia juga seorang vokalis dengan suaranya yang khas.
Lagu favouritenya, “Risaulai.” Jika hari larut malam, ia akan menyanyikan
lagu-lagu gamad, dengan istilah lagu “tikam tuo.” Begitu pula dengan Nong
Zainal, juga sewaktu-waktu tampil menjadi vokalis dengan lagu-lagu “sweet
memory,” diantara hentakan dan pukulan simbel drummer terbaik Em Yusdal.
PENONTON KONSER "REUNION BAND PEMDA PARIAMAN 2016" DI SIMPANG KAMPUANG CINO -- SIMPANG TABUIK KOTA PARIAMAN 18 AGUSTUS 2016 |
Em Yusdal yang dikenal sebagai Da Em, seorang pegawai negeri
yang tak dapat dipisahkan dengan dunia music, juga selalu kebagian untuk
menjadi vokalis. Termasuk Maskul
pemegang keyboard “abadi” juga tampil sebagai vokalis. Lengkapnya. Semua
personil Band Pemda adalah artis sekaligus juga pemusik. Bersuara terbaik dalam
menyanyi, terampil memainkan alat music.
Atas dorongan Bupati Anas Malik dan berkat dukungan group
band inilah penyanyi Tiar Ramon berhasil
mengangkat lagu-lagu bernafaskan Indang Piaman. Menyanyikan ke berbagai
acara dan daerah, bahkan menghantarkan lagu tersebut ke dapur rekaman industry
music pop Minang. Seni tradisi indang yang sampai saat ini masih tetap bertahan,
seiring lagu-lagu popnya yang tetap disukai sampai sekarang.
Tiar Ramon, Anas Ben, Udin Barantakan, Mak Etek Laweh dan
Sang Motivator Bupati Anas Malik, tokoh-tokoh terbaik Band Pemda yang juga
adalah putra terbaik Piaman, sudah menghadap pada Sang Khali’ meninggalkan
jejak legenda yang penuh suri tauladan dan inspiratif bagi semua orang.
Adalah pasangan suami isteri, Em Yusdal dan Rina Hastuti
bernama popular Tati Cobra, sampai sekarang tetap menyatukan persaudaraan Band
Pemda. Walau pun mereka sudah lama tidak lagi menetap di Kota Pariaman, tetapi
secara berkala selalu menemuinya. Katanya, “Bagaimanapun
kami mencintai Pariaman. Kampung kami kedua yang telah membuat kami ada menjadi
orang.”
Era kepemimpinan Bupati Anas Malik (1980-1990) memang era
kebangkitan pembaharuan di Pariaman. Teramat sulit untuk dilupakan, terlalu
manis untuk dikenangkan. Em Yusdal dan Tati Cobra serta kawan-kawan personil
Band Pemda yang masih ada, akhirnya dapat menyelenggarakan conser reunion. Berkat bantuan simpatisan dan personal.
Malam Band Pemda Reunion, 18 Agustus 2016 ini dipersembahkan
mengenang Bupati Anas Malik, Mak Etek Laweh, Tiar Ramon, Anas Ben dan Udin
Barantakan di hari peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia, Dimeriahkan oleh artis-artis
dan pemusik yang pernah bergabung dengan band legendaries.
BAGI PEMBACA YANG INGIN MENONTON CUPLIKAN BAND PEMDA
PARIAMAN REUNION 2016, SILAHKAN TONTON 3 EPISODE VIDEOKLIP, BERJUDUL “REUNI
BAND PEMDA PARIAMAN 2016” DI YOUTUBE.
Dihadiri para tokoh-tokoh Pariaman, masyarakat dan Walikota
Mukhlis Rahman bersama isteri. Sang Walikota di depan penonton menyatakan,
betapa bangga dan berkesan, saat pesta pernikahannya dulu, jauh sebelum menjadi
Walikota, dihibur Band Pemda yang sedang Berjaya di pentas music Sumatera Barat
(*) copyright: abrar khairul ikhirma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar