Setiap datang ke Bengkulu, aku selalu
ingin berkunjung ke Pelabuhan Pulau Baai. Walaupun sudah beberapakali, aku
selalu merasa belum sepenuhnya dapat menikmati pemandangan dan suasananya.
Seakan masih ada yang mesti kudapati di kawasan ini.
Pelabuhan Pulau Baai berada sekitar 20 km dari pusat Kota
Bengkulu. Merupakan pelabuhan pantai barat di selatan Pulau Sumatera. Pelabuhan
ini konon merupakan pelabuhan alam yang luas. Tidak berupa teluk dengan hanya
bentuk melengkung tapi berbentuk sebuah danau dengan pintu menghadap ke
Samudera Hindia.
Kapal ferry yang melayani Bengkulu-Pulau Enggano, memiliki
dermaganya dalam kawasan Pelabuhan Baai. Berdampingan dengan dermaga bongkar
muat kapal-kapal besi bertonase, kapal barang dengan peti kemas.
Sebuah jalan menghubungkan Kota Bengkulu menuju daerah Teluk
Sepang melintasi Pelabuhan Pulau Baai. Dengan sebuah jembatan, dimana di
sekitar jembatan ini, dijadikan sebagai kawasan pelabuhan kapal-kapal nelayan.
Kapal tonda dan biduk nelayan yang disebut sebagai calang.
Dari atas jembatan pabila kita melihat ke arah daratan,
terlihat dalam bahagian kawasan pelabuhan, berupa hutan bakau yang luas. Semoga
saja pemerintah dapat terus melindungi hutan bakau ini. Tentulah hutan bakau
ini patut dilindungi sebagai hutan penyangga kawasan pesisiran menjaga
keseimbangan alam.
Pelabuhan Pulau Baai memiliki spesifiknya tersendiri setelah
Pelabuhan Teluk Bayur (Sumatera Barat) yang dipopulerkan melalui lagu Minang.
Pembangunannya dilakukan dimasa Ir Azwar Anas menjadi Menteri Perhubungan.
Dipujikan sebagai pelabuhan alam terbaik. Diresmikan sebagai pelabuhan oleh
Presiden Soeharto pada tahun 1984.
Seperti biasanya, aku lebih suka memasuki pelabuhan
kapal-kapal ikan. Di Pelabuhan Pulau Baai ini dijadikan pelabuhan bagi
kapal-kapal bagan. Kapal penangkap ikan. Jika ada kapal ikan bongkar muatan,
pelabuhan ikan akan ramai oleh para pedagang ikan. Biasanya berlangsung pada
pagi hari. Selepas itu pelabuhan ikan hanya tinggal dalam kesunyian.
Kita hanya akan menemui beberapa orang saja di sana sini
sedang bercakap-cakap atau bahkan lagi tiduran diantara peti-peti ikan.
Jika hari mendekati petang, di dermaga pelabuhan ikan,
terlihat orang sengaja datang untuk memancing ikan. Karena dalam pelabuhan yang
airnya juga merupakan air laut, hidup ikan-ikan laut. Jika cuaca musim
gelombang tinggi di Samudera Hindia, hempasan ombaknya juga akan masuk ke dalam
pelabuhan. Sedang di hari biasanya, permukaan air hanya tenang bagaikan danau
(*) copyright: abrar khairul ikhirma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar