Satu kesempatan
berada di Kota Bengkulu, aku menikmati petang hari berkeliling kota. Dalam
perjalanan, terniat untuk mencari satu alamat pada hari itu. Rupanya, jalan
untuk menuju alamat itu tak kutemukan, malahan aku salah arah. Kuputuskan untuk
tidak melanjutkan jalan yang sudah kutempuh. Namun aku tak bisa begitu saja
membelokkan sepeda motorku, karena lalulintas saat itu sedang ramai. Sambil
memperhatikan kendaraan kiri dan kanan untuk dapat berbalik arah, terlihat di seberang
jalan sebuah rumah khas Bengkulu. Pandanganku segera saja tertuju pada plank
bertuliskan, “Rumah Ibu Fatmawati Soekarno.”
Kebetulan itu tidak aku sia-siakan. Segera saja aku
menyeberang jalan dan berhenti di depan rumah. Beberapa hari di Bengkulu rumah
ini tak pernah terlintas dalam pikiranku untuk mendatanginya. Padahal
pemiliknya adalah seorang yang tercatat berjasa dalam kemerdekaan negaraku.
Selain menjadi salah seorang isteri Proklamator Soekarno, Fatmawati adalah ibu
mantan Presiden Republik Indonesia, Mengawati Soekarnoputri. “Maafkan aku Bu Fatmawati, engkau terlupakan
dalam ingatan.”
Aku tidak merasa kecewa, tidak dapat masuk ke pekarangan
rumah, karena pintu dalam keadaan terkunci. Maklumlah hari sudah petang.
Walaupun konon kabarnya di rumah ini disimpan mesin jahit yang digunakan Bu
Fatmawati untuk menjahit bendera “sangsaka merah putih” Negara Republik
Indonesia yang dikibarkan saat Soekarno dan Hatta, memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia, 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Berdiri dari luar pagar di pinggir jalan saja bagiku sudah
cukup. Tanda penghormatanku pada mereka yang telah berjasa atas negaraku.
Semoga bangunan ini terjaga sampai ke masa depan. Diingat dan dikunjungi oleh
generasi bangsa, sebagai penghormatan bahwa Negara ini didirikan dengan
perjuangan.
Rumah Fatmawati merupakan salah satu cagar budaya
peninggalan sejarah, ketika istri Bung Karno tersebut tinggal di Bengkulu.
Rumah peninggalan Fatmawati yang didirikan sejak tahun 1915 dan masih terawat
sampai saat ini, walaupun beberapa kali mengalami pemugaran. Rumah Fatmawati
masih menarik minat pengunjung, baik pengunjung dari dalam negeri maupun
mancanegara.
Rumah ibu negara pertama Fatmawati, berada di Jalan
Fatmawati, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi
Bengkulu, yang menyimpan mesin jahit sang saka merah putih untuk dikibarkan
saat Proklamasi 17 Agustus 1945.
Kunjungan kerumah peninggalan Fatmawati relatif ramai
terutama pada hari liburan sekolah. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari
wilayah Provinsi Bengkulu, namun juga wisatawan dari luar pulau, seperti dari
pulau Jawa dan Kalimantan.
Rumah peninggalan Fatmawati ini sangat terawat dan
kondisinya sangat bagus. Tempat bersejarah seperti ini akan terus dilestarikan
agar anak cucu di masa depan dapat terus mengenang arti perjuangan para
pendahulu negeri kita tercinta ini. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar