Foto ini ditemukan di wall fesbook salah satu dari kedua orang
seniman asal Sumatera Barat ini. Telah menginspirasiku untuk menulis perihal
keduanya, dengan style penulisan sebelum masa dianjurkan penggunaan EYD (Ejaan
yang Disempurnakan) dalam Bahasa Indonesia.
Jang satoe bernama toean Ilhamdi Sulaiman, jang biasa bagi orang tahoen 1980-an di Taman Budaya Padang seboet sebagai Boyke Sulaiman. Jang satoe lagi bernama
toean Muhammad Ibrahim Ilyas.
Baiklah.... akoe hendak mencuba menoeliskan sedikit
penoetoeran kisah setentang kedoea-doea orang ini.
Kedoea-doea daripada toean-toean ini pada masa dahoeloenja, berbilang
antara tahoen separo 1970 sampai akhir 1980-an, jaitoe masa-masa berdjaya soeasana
kehidoepan berkesenian di Soematera Barat, adalah terseboet sebagai anak
panggoeng ataoe boleh joega dikatakan anak teater, jaitu pemain teater.
Bermoela kedoeanja semasa bersekolah soedah soeka kesenian.
Selain beladjar di sekolah kedoeanja djuga tercatat memulapertama berkesenian dari
kelompok Bumi Teater Padang, asoehan teaterawan Wisran Hadi, dimana saat itoe
antara lain masih ada penyair Hamid Jabar,
teaterawan A Alinde, pelukis Herisman Is, penyair Upita Agustine, toeroet sebagai daripada
pengasoeh.
Sesoedah itoe kedoea-doeanja membelah diri. Tidak kerana
kedoeanja orang berilmoe tetapi maksoednja, kedoeanya akhirnya keloear dari
kelompok kesenian jang terbesar saat itoe ada di Soematera Barat.
Toean Ilhamdi Sulaiman beralias Boyke Sulaiman membentoek
sendiri kelompok bernama Bojo Group Padang bersama Junaidi Usman. Kedoeanya pandai berteater, djoega bersastra,
bernyanyi-musik dan berpantomime. Kira-kira djang pernah berteater, bersastra
dan bermusik di Sanggar Bojo, djang akoe ingat, terseboetlah Aidil Usman yang kini bergiat menjadi
penata artistik berbagai pertoenjoekan di Jakarta, Utjok Chalifendri (Padang), Rahmat
Mulia Nasution (Jakarta) dan Indra
Sakti Nauli (Padang), semasa ini bergiat di doenia media poeblik.
Selain di Bojo Grup toean Ilhamdi djoega daripada itoe seorang
“pendekar” di Teater Proklamator Universitas Bung Hatta Padang, yang dibentoek
semasa ia menjadi seorang mahasiswa. Laloe setelah menjadi seorang sarjana,
toean Ilhamdi hijrah ke Kota Bengkoeloe, dimana kota terseboet pada dahulu
semasa zaman sebeloem kemerdekaan terseboet bernama sebagai Bengcoolen.
Toean
Ilhamdi berhjirah oleh karena bekerja sebagai pegawai negeri di Taman Budaya
Bengkulu. Jaitu ia pun membentoek Teater Alam Bengkulu. Menjadi soetradara dan
mengajar peladjar-peladjar bermain teater.
Kini toean Ilhamdi diketahui liwat media socialnja, telah
bergiat menjadi seoerang pemonolog. Bermain sebatang kara kemana-mana toejoean.
Adapoen djoega toean Muhammad
Ibrahim Ilyas, dirinya terseboet ikoet teaterawan A Alin De, sesoedah
keloear dari Bumi Teater Padang, kemoedian membentoek Sanggar Dayung-dayung
Padang. Berkoeboe di Taman Budaya Padang.
Pada waktoe Pertemuan Teater 1982 se Indonesia di Taman
Ismail Marzuki Jakarta, djang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta, toean djang
satoe ini mendapat poejian terbaik, teroentoek aktor terbaik daripada toean
goeroe djang termashur, dramawan dan penyair WS Rendra. Poejian kehormatan
itoepoen tercatat dalam boekoe oerang hebat Indonesia itu, WS Rendra: Mempertimbangkan Tradisi.
Kemoedian daripada sesoedah berdjalannya waktoe, Muhammad
Ibrahim Ilyas mengasoeh Sanggar Pasamayan bersama toean aktor Asbon Budinnan
Haza, toean pelukis Asri Rosdi, toean penyiar radio Fuaddy Chaidir Rosha, toean
seniman rupa-rupa Abrar Khairul Ikhirma.
Oleh sebab penghidoepan daripada masing-masing, semoeanya
tercerai berai beroesaha dalam mencari penghidoepan dikemoedian harinja. Sekarang
ini Muhammad Ibrahim Ilyas mendirikan Teater Imaji di Padang. Sambil bergiat
menoelis naskah-naskah drama.
Baroe-baroe ini, toean Muhammad Ibrahim Ilyas
terpilih sebagai penerima Anugerah Sastra 2017 Pusat Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Republik Indonesia, untuk bukunja berjoedoel, “Dalam Tubuh
Waktu,” memoeat 3 naskah drama, diterbitkan Penerbit Arifha Padang.
Djoega beliaoe dalam tahoen terakhir ini, prodoektif
menoelis poeisi. Teroendang bermacam-macam perhelatan kesenian di berbagai
tempat. Beliaoe oerang jang pada masa sekarang ini boleh diseboet sebagai
penyair soematera barat terkemoeka. Boekoe-bokoenya poen soedah poela
diterbitkan.
Begitoelah toelisan ini saja boeat sebenar-benarnya. Keh keh
keh (*) copyright: abrar khairul ikhirma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar