Pantai Tiku, terletak di pesisir
barat Pulau Sumatera. Kini berada dalam wilayah kecamatan Tanjung Mutiara,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Nama Tiku tak bisa dilepaskan dengan Pariaman.
Adat dan budayanya berkait erat.
Dalam banyak kesempatan, aku suka
mengunjungi kawasan pantai dari Tiku ini. Mulai beberapa tahun silam, saat
masih membentang pantai yang lapang. Hanya beberapa kelompok saja bangunan
rumah nelayan. Rumah-rumah kayu sebahagian besar beratapkan rumbia. Di
sekitarnya terhampar balek ---alat
untuk menjemur ikan.
Pantai Tiku di masa lalu adalah
pintu gerbang memasuki daratan ke Pariaman. Merupakan daerah pelabuhan. Sebelumnya bernama Kualo Banda Mua. Para pedagang Portugis, Arab, India dan Belanda
berdatangan untuk barter hasil bumi dari daerah pedalaman.
Tahun 1511, Malaka yang dulunya dikuasai kerajaan
Aceh jatuh ketangan Portugis. Jalur perdagangan strategis itu membuat sector
perdagangan Aceh juga ikut mundur. Sebagai solusinya untuk memperkuat sector
perdagangan, mereka memperkuat konsolidasi daerah pesisir barat Sumatera.
Tahun 1528, Pasukan militer Aceh menyerang ke
Pagaruyung dan mendarat di Kualo Banda Mua, yang dikuasai Pagaruyung. Kualo
Banda Mua dikuasai Aceh. Aceh
menempatkan seorang seorang Teuku
yang menjadi Khalifah di Kualo Banda Mua, bersama sejumlah panglimanya yang
terdiri dari para Teuku. Konon itulah asal nama kampung Teuku, yang di kemudian
hari disebut Tiku Bandar Khalifah.
Kegiatan bongkar ikan di Pantai Tiku kini bila
musim tidak ekstrem, berlangsung hanya kala pagi saja. Selepasnya kawasan
pantai akan senyap. Di atas pantai selalu dapat ditemui perahu-perahu nelayan
setempat tersusun. Sedangkan kapal penangkap ikan, kapal tonda dan bagan,
berjangkar tak jauh dari pantai.
Terdapat pohon-pohon pinus ditanam sepanjang
pantai, sehingga terasa sejuk berlindung kala cahaya matahari terik. Di bawah
jejeran pepohonan, kini sudah ada kedai-kedai minum dan berjualan makanan
sampai waktu petang.
Tak jauh dari kawasan pantai, dikenal juga kedai
makan dengan menu kalio lokan. Masakan yang banyak disukai orang. Tak heranlah
ada saja sepanjang hari orang-orang dari luar Tiku berdatangan untuk menikmati
kuliner dan bersantai ke Pantai Tiku (*) copyright: abrar khairul ikhirma
wow. mantap
BalasHapuswww.pesonatour.com