(Malam Penutupan Seminar Internasional
Sastera Melayu Islam, diselenggarakan di atas kapal motor bernama “Kelah,”
perlahan menyisir Cruise Tasik, Putra Jaya, Malaysia)
Mengharungi permukaan tasik wajahmu
Adalah memasuki urat nadi malam
Tepat di jantung kata menggumpal
Tersimpul tali ikatan nusantara
Di kumparan waktu Alif-Ba-Ta-Tsa
Mim sampai ‘Ayn bacalah Kemala
Berlayarlah malam nafas Melayu berpadu
Bertemu darah tercecer sepanjang peta
Sekalah bola mata bersembunyi di kelopak
Tersebab kau tidak jua mendabik dada
Teruslah berlayar teruslah beristighfar
Teruslah beralif teruslah berikrar
Teruslah berqalam teruslah beriqra’
Nama Mu terbaca di lubuk paling dalam
Kapal ini di tasik madah dan warkah
Melayari samudera kehakikian
Bukan kapal tak bernama kau tumpangi
Tidak pula tasik tak dapat kau tulisi
Di sini malam tiada bersauh malam
Berlayar menjumpai ombak di ucapmu
Menghadang badai kau kirimkan musim
Mengapung di tasik sejarah tak punah
Tenggelam dirindu tiada bertepi
Aku datang
Kami berdendang
Kita menjulang
Kembang layar matamu binar berpendar
Kepak sayap membubung asap tak senyap
Teguhkan petuah tak kan Melayu mati
Tak mati di tangan waktu regenerasi
Karena dermaga Mu berlabuh di sini
Duabelas hitungan telah digurindamkan
Raja Ali Haji, kitab-kitab, syair-syair
Berkelindan di lidah Melayu
Menghidupkan Amir Hamzah
Bertamadun dalam serumpun
Seribu tahun dikehendaki Chairil Anwar
Buka kitab, bacakan:
Hidup berarti sekali
Meradang di kulimahmu
Memandang surahmu
Aku di sini berpantang sepi
Allah tikamanmu itu di jantung hari
Karenanya hidup beral-kitab
Bertujuan beradat beradab
Berlayar berpulau berdermaga
Di sini jangkar kau kabarkan
Siratal mustaqiem
Telah kau petik dari tasik tiada bersenyap
Riak pun tak kau lihat tiada tertakik berdetik
Malam bersama malam bersulam ilham
Musafir kata mengembara irama
Wahai laksamana berdiri di ujung malam;
Jebatkan Ronggowarsito Ahmad
Taufiq
Kasturikan duka Patani Phaosan
Jehwae
Lekirkan syair gurindam Iberamsyah
Barbary
Lekiukan liku Lillahi
taala Dodo Abidarda
Di buritan tegaklah bertanjak berselempang
Keris kata berbaris kalimat beriradat
Aku berlayar Tuah aksara merebut Taming Sari
Padamu hikayat malam kuseru Hang;
Wahai nusantara berjagalah di depan
Lanun berkapal merompak keteguhan
Bajak pengecut di belakang berkhianat
Kugenggam erat bahasa sebagai mantra
Kupeluk budaya menjadi jiwa
Kudekap erat Tuah dalam darah
Pada Sumatera kupantunkan
Di Semenanjung kusenandungkan
Pada Selat Melaka kusyairkan
Di Laut Cina Selatan kugurindamkan
Di tasik tiada kan muram
Di samudera tiada kan padam
Alif
Katamu dalam qalam
Alif
Kataku walau diam
Kelah jangan kau berkilah
Tenggelam.
(Cruise
Tasik, Putra Jaya, Malaysia, 30/9/2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar