Ahmad Khamal Abdullah satu diantara sastrawan
terkemuka tanah semenanjung Malaysia, sampai kini tetap berkaryacipta sastra
dan mengobarkan semangat berkegiatan kesastraan Nusantara Melayu.
Lengkapnya nama tokoh ini, SN Dato DR Ahmad Khamal Abdullah.
Selain bergelar Dato, beliau merupakan Sasterawan Negara ke-11 Malaysia. Sudah
malang-melintang di dunia kesastraan di Malaysia maupun diluar negaranya. Tidak
pernah lelah menyuarakan, agar bahasa ibu ---Melayu, dibudayakan di tanah air.
Dato seorang yang tidak hanya terpaku berkaryacipta saja,
akan tetapi dia memiliki pemikiran kepada masa mendatang. Pada pertumbuhan
regenerasi. Terutama dalam memperjuangkan kebudayaan Melayu ke pentas-pentas
dunia. Tidaklah heran, dalam perjalanan aktifitasnya, Dato telah menggagas dan
menyelenggarakan berbagai peristiwa kesusastraan di Malaysia bertaraf
Internasional. Melibatkan sastrawan dari sejumlah Negara di dunia.
Kemala adalah
nama pena Ahmad Khamal Abdullah, yang terlahir di Gombak, Selangor, Malaysia,
pada 30 Januari 1941. Karya-karya sastranya telah banyak dibukukan dan termuat
di berbagai antologi yang diterbitkan. Sastrawan Malaysia berdarah Minangkabau
---Indonesia--- ini, kakeknya berasal dari desa Timbo Abu, Kabupaten Pasaman
Barat, Sumatera Barat, Indonesia.
‘Ayn, merupakan
buku kumpulan puisi masterpiecenya,
karena mencitrakan unsure keindahan bahasa dan nilai kesufian serta mistik. Tak
mengherankan, berkat kumpulan puisinya ini, telah membawanya untuk terpilih
sebagai penerima Anugerah Penulisan Asia
Tenggara (S.E.A. Write Awards) dari Kerajaan Thailand tahun 1986. Tahun
2011, Kerajaan Malaysia mengurniainya dengan Anugerah Sastera Negara dan dinobatkan sebagai Sasterawan Negara
ke-11. Tahun 2015, Kathak Literary Bangladesh, menetapkan Ahmad Khamal Abdullah
sebagai penerima Literary Award 2015.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ahmad Khamal Abdullah,
bergiat menyelenggarakan berbagai acara kesastraan melalui Persatuan Sasterawan
Nusantara Melayu Raya ---Numera, dimana beliau sebagai Presidennya. Menggagas
baca puisi, anugerah, seminar bahkan melakukan penerbitan buku. Yang melibatkan
sastrawan antar Negara serumpun.
Kiranya, layaklah untuk memberikan ucapan kepada beliau,
berkaitan atas kegigihannya dalam perjuangan kesastraan, di waktu yang berbeda,
pada empat peristiwa (*) copyright: abrar khairul ikhirma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar