Selasa, 22 Agustus 2017

SASTRAWAN AHMAD KHAMAL ABDULLAH

Ahmad Khamal Abdullah satu diantara sastrawan terkemuka tanah semenanjung Malaysia, sampai kini tetap berkaryacipta sastra dan mengobarkan semangat berkegiatan kesastraan Nusantara Melayu.




Lengkapnya nama tokoh ini, SN Dato DR Ahmad Khamal Abdullah. Selain bergelar Dato, beliau merupakan Sasterawan Negara ke-11 Malaysia. Sudah malang-melintang di dunia kesastraan di Malaysia maupun diluar negaranya. Tidak pernah lelah menyuarakan, agar bahasa ibu ---Melayu, dibudayakan di tanah air.

Dato seorang yang tidak hanya terpaku berkaryacipta saja, akan tetapi dia memiliki pemikiran kepada masa mendatang. Pada pertumbuhan regenerasi. Terutama dalam memperjuangkan kebudayaan Melayu ke pentas-pentas dunia. Tidaklah heran, dalam perjalanan aktifitasnya, Dato telah menggagas dan menyelenggarakan berbagai peristiwa kesusastraan di Malaysia bertaraf Internasional. Melibatkan sastrawan dari sejumlah Negara di dunia.




Kemala adalah nama pena Ahmad Khamal Abdullah, yang terlahir di Gombak, Selangor, Malaysia, pada 30 Januari 1941. Karya-karya sastranya telah banyak dibukukan dan termuat di berbagai antologi yang diterbitkan. Sastrawan Malaysia berdarah Minangkabau ---Indonesia--- ini, kakeknya berasal dari desa Timbo Abu, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Indonesia.

‘Ayn, merupakan buku kumpulan puisi masterpiecenya, karena mencitrakan unsure keindahan bahasa dan nilai kesufian serta mistik. Tak mengherankan, berkat kumpulan puisinya ini, telah membawanya untuk terpilih sebagai penerima Anugerah Penulisan Asia Tenggara (S.E.A. Write Awards) dari Kerajaan Thailand tahun 1986. Tahun 2011, Kerajaan Malaysia mengurniainya dengan Anugerah Sastera Negara dan dinobatkan sebagai Sasterawan Negara ke-11. Tahun 2015, Kathak Literary Bangladesh, menetapkan Ahmad Khamal Abdullah sebagai penerima Literary Award 2015.




Dalam beberapa tahun terakhir, Ahmad Khamal Abdullah, bergiat menyelenggarakan berbagai acara kesastraan melalui Persatuan Sasterawan Nusantara Melayu Raya ---Numera, dimana beliau sebagai Presidennya. Menggagas baca puisi, anugerah, seminar bahkan melakukan penerbitan buku. Yang melibatkan sastrawan antar Negara serumpun.





Kiranya, layaklah untuk memberikan ucapan kepada beliau, berkaitan atas kegigihannya dalam perjuangan kesastraan, di waktu yang berbeda, pada empat peristiwa (*) copyright: abrar khairul ikhirma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar