Malam kedua berada di Kota Bengkulu,
barulah ada keinginanku untuk bersantai, menikmati suasana malam di kota ini.
Dengan hanya berjalan kaki dari Malabro, menuju kawasan Pasar Kampung, tepatnya
ke Monumen Thomass Parr.
Kawasan Pasar Kampung menghadap ke Monumen Thomas Park, sekitar
benteng peninggalan Inggris, Fort Marlborough, merupakan salahsatu titik untuk
menikmati kuliner pada malam hari di Kota Bengkulu. Dimana sejumlah pedagang
memanfaatkan ruang terbuka, mendirikan warung tenda berjualan, memanjang
sejajar dengan pagar pasar yang memisahkan dengan lahan kosong monument.
Sebahagian besar pedagang-pedagang kuliner ini, perantau dan
keturunan berasal dari Minang ---Sumatera
Barat. Sehingga tidak heran, membaca nama-nama warungnya “berbau Minang.”
Termasuk jenis kuliner yang tersedia minuman dan makanannya seperti, nasi
goreng dan sate. Meskipun pedagang dan pelayannya berbahasa dan berlogat
Bengkulu.
Aku ingin mencoba minum teh
talua, minuman khas Orang Minang. Bagaimana pula rasanya “buatan” orang di
rantau. Memesan minum dari salah satu warung di depan Pasar Kampung dan
menikmatinya sambil duduk-duduk santai di Monumen Thomas Parr. Karena kulihat
sekitar monument tidak ada orang. Lagi pula bagiku, lebih santai duduk di udara
terbuka, dibandingkan duduk dalam warung, dengan bangku dan meja terbatas.
Seperti yang sudah-sudah, kawasan monument hanya diterangi
berkat biasan cahaya dari lampu warung di sekitar pasar. Sebuah lampu penerang
dari tiang tak jauh dari monument, cahayanya tidak begitu membantu monument
sebagai salah satu icon sejarah Kota Bengkulu. “Bergelap-gelap” pada malam hari
di Kota Bengkulu, tampaknya sudah hal biasa. Apa memang “keterbatasan”
ketersediaan listrik atau memang “ketidakmampuan” pemerintahnya melakukan
“terobosan,” meskipun Kota Bengkulu juga adalah Ibukota Provinsi Bengkulu.
Orang Bengkulu mengenal monument ini sebagai Kuburan Bulek. Letaknya berdekatan
dengan Pasar dan Benteng Marborough. Monumen ini adalah monument unik. Memiliki
nilai sejarah bagi dua pihak. Bagi pihak Inggris, adalah monument tewasnya Residen Thomass Parr karena dibunuh
rakyat Bengkulu. Sedangkan bagi rakyat Bengkulu sendiri, monument ini adalah
bukti perjuangan mereka dalam menegakkan perjuangan.
Siapa Thomass Parr ??? Thomas Parr (1805-1807) adalah Residen
penguasa Inggris ke empat puluh Sembilan, diangkat pemerintah Inggris (Residen
pertama pertama Bengkulu, penguasa sebelumnya di sebut Deputy Governor). Thomas
Parr Menggantikan Deputy Governor Walter Ewer (1800-1805). Thomas Parr dikenal
sebagai penguasa Inggris yang angkuh dan ganas, dia adalah orang pertama yang
memperkenalkan tanaman kopi dengan tanaman paksa di Bengkulu.
Kiranya niat hati untuk duduk bersantai di Monumen Thomass
Parr, malam ini selepas waktu sholat Isya, tidak kesampaian. Cuaca yang semula
sudah membawa udara lembab, tiba-tiba berubah dengan turunnya gerimis, lalu
seketika menjadi hujan menderas.
Akhirnya, berlarian masuk ke dalam salah satu warung tenda
di depan pasar, hanya beberapa meter dari monument. Menunggu sesaat, barulah
pesanan minuman yang tadi dipesan dihidangkan ke hadapan. Bisa jadi, suasana
yang diharapkan tidak berwujud, berpengaruh pada minuman yang tak sepenuhnya
aku nikmati (*)
[abrar khairul ikhirma]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar