Sampai di Kota Sawahlunto pada saat waktu maghrib. Dalam keadaan hujan deras sejak dari jalan Lintas Sumatera sebelum memasuki Nagari Silungkang. Badan basah. Dingin mendekap. Lampu kota sudah menyala. Aku menggigil sampai di tujuan.
Sejak tanggal 19 sampai 21 November 2016 aku berada di Kota Sawahlunto. Menginap di salah satu rumah tua bekas kediaman penjabat Jaksa di Zaman Belanda. Rumah yang dibangun tahun 1916 ini dirawat sebagai salah satu asset cagar budaya sejarah.
Selama berada di kota tua, kota pertambangan sepanjang sejarah ini, selalu dengan cuaca tidak cerah. Hujan pun senantiasa berguguran. Sehingga niat hati ingin memotret Kota Sawahlunto pada saat malam hari tidak dapat dilaksanakan.
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Di kota ini sampai sekarang banyak terdapat bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya"
Sawahlunto dijadikan sebagai kota pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Sawahlunto. Menjelang 1 Desember 2016, sebelum hari ulang tahun kota ini yang ke 128 tahun, ada beberapa momen yang dapat kuabadikan dalam situasi cuaca yang tidak memadai. Sejumlah momen foto, terutama saat dinihari sekitar tapak bangunan dimana zaman Belanda merupakan kawasan pembangkit listrik.
Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892. Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang.
Walau pun aku bukanlah seorang fotografer professional, dengan
hanya berbekalkan alat sebuah camera pocket 16.1 mp, berjalan sendiri saat
dinihari mengabadikan suasana lorong kota tua. Diantaranya inilah 5 foto hasil
karyaku dengan segala keterbatasan, sebagai Tanda Mata dari Kota Tua Sawahlunto
dalam abad 2000 (*)
abrar
khairul ikhirma
Sawahlunto
19-21 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar