Diantara hari-hari berada di Kota
Madinah, kota suci, yang selalu didatangi dan didambakan setiap Muslim di
berbagai Negara di dunia, masih sempatkan diri merekam, betapa kesunyian itu
tidaklah senyap…
Tiada
kurasakan dingin udara
Yang
menjalari segenap tubuhku
Kala aku
bergegas mencapai Mu
Dengan
kerelaan hati
Dengan
segenap permohonan
Ampunan Mu
dan keredhaan Mu
Tiada
kurasakan kala dinihari
Bergegas
untuk dapat berjamaah
Berwudhuk
bersama dingin
Mencapai
barisan paling depan
Berharap
dapat bersujud kepada Mu
Engkau telah
memberi jalan bagiku
Alhamdulillah…
Telah Engkau
izinkan aku mendatangi Mu
Mendatangi
Kota Yang Bersinar
Menjejak
lantai Nabawi Masjid Suci
Berada di
dalamnya bagaikan Surgawi
Tiada
kuhitung dan tiada kusadari
Pelupukku
senantiasa terpercik basah
Bening-bening
dari lubuk paling dalam
Betapa aku
penuh noda dan dosa
Basuhlah
pandangan dan jiwaku
Bersama
do’a-do’a ampunan Mu
Mulai dari
pelataranmu
Sampai
kumasuki pintu mighrab Mu
Aku bersujud
tiada lelah
Semata-mata
mendo’akan jiwa
Menemukan
ketentraman
Nafasku
bergerak di siratal mustaqiem
Betapa
teramat kecil diriku, hidupku,
Perbuatanku
oh selalu kusebut nama Mu
Kesunyian
dari segenap kesendirian
Tidaklah
keheningan sia-sia
Hidupku,
ibadahku, matiku
Sesungguhnya
Engkau Maha Mengetahui
Ketika
dengan segala rahmat Mu
Aku dapat
berada di sini
Bersujud,
berdo’a, berada dalam jemaah
Demi
memohonkan ampunan Mu
Demi
menggapai jalan yang diredhoi.
foto dan teks:
abrar khairul ikhirma
madinah
februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar