Alat pertukangan dan alat-alat
pertanian zaman lama, tidak banyak orang yang masih menyimpannya, sebagai suatu
yang berharga. Ada sebahagian besar masyarakat kita tidak peduli dengan
barang-barang semacam itu. Ada yang menjual pada peminat dan lebih banyak
dibiarkan hancur atau hilang begitu saja.
Di salah satu bengkel las dalam Kota Pariaman, Sumatera
Barat, ketika berkunjung, seperti biasanya terlihat di bengkel berbagai
peralatan berserakan begitu saja. Diantaranya, terlihat sebuah peralatan manual
sederhana yakni ketam ---katam--- kayu. Alat tukang kayu untuk menghaluskan
permukaan kayu yang akan digunakan, agar terlihat rapi, bersih dan mudah
dilakukan pengecatan.
Alat ketam kayu tersebut, terbuat dari lempengan besi,
kemudian dipadukan dengan kayu yang diserut sebagai alat pegangngan tangan,
kemudian pisaunya besi dengan mata yang tajam, lalu berbentuk sekrup seperti
berbahan kuningan di bahagian belakangnya, berfungsi untuk mensetel posisi mata
pisau ketam, sesuai dengan kebutuhan media yang akan diketam.
Anih Gamstone yang sehari-hari bekerja di bengkelnya,
sebahagian besar memperbaiki mesin-mesin biduk nelayan tradisionil setempat,
menemukan ketam kayu zaman saisuak ---zaman lama--- ini, secara kebetulan saja.
Ditemukan saat membongkar-bongkar suatu gudang tua. Ketam
itu sudah dibalut oleh karat yang sangat tebal, hingga tak jelas bentuk yang
sebenarnya. Karena menarik perhatiannya, dia mengetuk-ngetuk “bongkahan” itu
hingga terlepas balutannya. Kemudian barulah dia mengetahui bahwa benda
tersebut adalah sebuah alat pertukangan kayu, berupa ketam kayu yang digunakan
pada zaman dahulu.
Ada sejumlah informasi dari beberapa orang temannya, ketam
kayu itu diperkirakan sudah berumur lama. Sayang tak ditemukan buatan Negara mana
dan tahun pembuatannya. Boleh jadi alat pertukangan buatan abad 18 dan
masa-masa awal abad 19 (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar