Sejak pertengahan tahun 1970-an
sebenarnya Muhammad Ibrahim Ilyas sudah mulai menulis puisi, diantara
semangatnya yang “menggebu-gebu” bermain teater, semasa pada tahun-tahun
tersebut semangat berkesenian dan dunia kepenulisan di media suratkabar daerah,
di Sumatera Barat “memulai” era suasana kejayaan di kalangan orang muda yang
luarbiasa.
Dimana pada masa ini (1970-an) sampai era tahun 1980-an
telah melahirkan banyak nama-nama pengkarya dan penggiat dunia kesenian di
daerah. Saling berkompetitif dan sangat kreatif. Masing-masing memiliki style dan “garapan” berbeda, sehingga
masing-masing memiliki identitasnya. Hampir tak terlihat epigone dan berkarya
“asal-asalan.”
Hal tersebut dimungkinkan, adanya “kehidupan” berkesenian
yang kondusif di Pusat Kesenian Padang (PKP), kemudian dikenal sebagai Taman
Budaya Padang, lalu kini bernama Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat. Namun
sepertinya kekal dilafazkan hanya dengan Taman Budaya Padang.
Lalu tersedianya sarana media suratkabar terbitan daerah, Harian Haluan, Singgalang dan Semangat, yang mempublikasikan
karya-karya penulis dan membackup kegiatan kesenian yang diselenggarakan. Hal
ini dimungkinkan, pada masa itu, tenaga redaksi, redaktur dan wartawan pada
ketiga suratkabar tersebut adalah mereka-mereka yang berlatar kesenian dan
kebudayaan. Mempunyai visi idealisme jurnalistik media dan idealisme seni dan
kebudayaan tak diragukan.
Walau pun sudah memulai menulis puisi dari rentang masa itu,
Muhammad Ibrahim Ilyas yang dipanggil akrab lingkungannya sebagai Bram, lebih
dikenali sebagai orang teater. Karena memang Bram lebih intens menjadi pemain
teater, menjadi sutradara teater dan mengurus group teater.
Pada beberapa tahun terakhir ini, semenjak Bram mulai aktif
memanfaatkan sarana media social fesbook,
Bram muncul bergiat mempublikasikan karya-karya puisinya ke public yang lebih
luas. Hingga akhirnya ia pun menerbitkan kumpulan puisinya yang pertama,
“Ziarah Kemerdekaan” pada tahun 2015. Pada tahun 2016, menerbitkan buku kumpulan
puisinya kedua, “Syair dalam Sekam.”
Judul: Syair
Dalam Sekam
Sub Judul: Sejumlah Catatan
Penulis: Muhammad Ibrahim Ilyas
Penata Letak
& Rancang Sampul: Kartakusumah
Halaman: 104
Penerbit: Arifha, Padang
Cetakan
Pertama: 2016
ISBN: 978-602-14947-8-3
“Syair dalam Sekam,” memuat 63 judul puisi.
Buku ini dapat dikatakan tampil dengan “berani” karena
“murni” menampilkan karya penulisnya tanpa mengikuti trend yang biasanya di
banyak buku puisi selalu dilengkapi dengan kata pengantar dari ahli sastra dan
endorsemen dari sejumlah orang yang memberikan advisnya.
abrar khairul ikhirma
abrarkhairul2014@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar