Sebahagian besar jalan antara Kota
Padang ---Provinsi Sumatera Barat---
menuju Kota Bengkulu ---Provinsi Bengkulu---
berada di pinggir pantai Samudera Hindia. Selain melintasi perkampungan
penduduk dan kebun-kebun sawit, pandangan sepanjang perjalanan selalu menemukan
view laut lepas, muara sungai dan teluk yang indah.
Jalan lintas antar provinsi yang disebut juga jalan pesisir
barat ini, memang kaya dengan pemandangan yang menyejukkan pandangan, terutama
yang sudah terbiasa hidup di keramaian kota-kota besar, dengan jalan raya penuh
kendaraan dan bangunan-bangunan beton, akan merasakan sensasi tersendiri.
Bagi yang memiliki kesukaan touring, jalur Kota Padang –
Bengkulu jalur pesisiran ini banyak yang menyukainya. Daerah Propinsi Sumatera
Barat bagian Selatan dan Daerah Bengkulu bagian Utara, adalah wilayah yang kaya
dengan pemandangan alam pesisiran. Dalam beberapa jarak saja bergerak, serasa
ingin berhenti sejenak menikmati pemandangan dan mengabadikannya.
Dalam kesempatan melintasi jalur pesisiran dengan sepeda
motor, di perjalanan beberapakali berpapasan dengan turis-turis asing yang
bertouring bersama sepeda dayungnya. Mereka tanpa rasa lelah terlihat menikmati
tantangan jalur cukup panjang itu. Walau pun harus melalui daerah-daerah tanpa
penduduk, maupun panas terik sinar matahari.
Tak dapat dipungkiri, pesisiran barat Pantai Sumatera
memiliki view amat menarik hati. Terbayangkan tidak salah kemudian menarik
perhatian penjajah Portugis, Inggeris maupun Belanda berdatangan merapati muara
sungai dan teluk, lalu menguasainya sebagai wilayah pertahanan dan mengambil
hasil alam dan perkebunan daerah di masa lalu.
Sepanjang daerah selatan Propinsi Sumatera Barat yakni
daerah Kabupaten Pesisir Selatan, hampir secara keseluruhan jalan berada
bersisian dengan kawasan pantai. Selama perjalanan akan mendapati muara sungai
yang besar, kawasan teluk dan pemandangan lepas laut dengan ombaknya silih
berganti menemui pantai.
Ketika sudah berada di daerah utara Provinsi Bengkulu,
tepatnya Kabupaten Bengkulu Utara, selain mendapati kebun-kebun sawit maha
luas, sewaktu-waktu kita terbawa sesuai jalur jalan mendekati kawasan pantai.
Dimana di kawasan pantai ini, akan terlihat keganasan ombak Samudera Hindia
menggerus sepanjang daratan.
Abrasi yang terjadi di sepanjang pantai, meninggalkan
jejaknya yang artistic. Ada yang ditemui membentuk dinding, ada membentuk
pulau-pulau kecil, bahkan teluk-teluk kecil, dimana saat gelombang besar
terjebak ke dalam teluk, mendatangkan suara mistis alam yang berulang.
Seperti di daerah Urai, Ketahun, di tempat terbuka yang
langsung berhadapan dengan Samudera Hindia itu, meninggalkan pemandangan
dinding kerusakan abrasi tapi menarik dan unik. Dinding batu berwarna merah
bata, penuh dengan lipitan dan aksentuasi warna-warna alami. Di lokasi ini,
hampir tidak dilewatkan bagi mereka yang melewati daerah Urai untuk berhenti
sejenak mengabadikan view ini.
Diantara banyaknya spot menarik yang aku temui, salah
satunya selain di Urai-Ketahun, aku juga menemukan di daerah Serangai, tepatnya
di Jembatan Serangai, dimana jarak jembatan dengan pintu muara hampir berdekatan
dengan laut. Sergai daerah utara yang sudah terbilang dekat dengan Kota
Bengkulu.
Sungai yang terbilang lebar itu, tepat di bahagian pintu
muaranya berdiri sebuah pulau kecil yang terbentuk akibat gerusan abrasi laut.
Karena posisinya itu, membuat keindahan tersendiri bagi daerah ini. Pulau kecil
ini berfungsi penahan dan pemecah datangnya gelombang memasuki kawasan sungai.
Ada dua kali dengan waktu berbeda aku menyempatkan berhenti
sejenak di Jembatan Serangai ini. Turun mendekati bibir pintu muara. Ternyata
saat berada di pintu muara, terlihatlah pemandangan lapang kiri kanannya,
menemukan pemandangan pantai yang dihantam abrasi dengan lekuk kan artististik.
Saat kedatangan, merasa bersyukur, kiri kanan spot ini,
belum ada bangunan-bangunan yang seperti biasanya “merusak” keindahan alam
lingkungan di berbagai objek menarik. Pohon-pohon kelapa tumbuh subur, dan
ruang terbuka sangat lapang.
Di dua kali kesempatan berhenti singgah di Jembatan Serangai
ini, aku beruntung mendapati waktu laut sedang pasang naik dan pasang surut.
Juga dapat pemandangan menarik, sebuah perahu nelayan pulang melaut, dengan
sigap menembus detik-detik mendebarkan di pintu muara, dapat dengan selamat
memasuki sungai, meskipun suasana laut sedang bergolak dan gelombang sangat
tinggi (*)
abrar khairul ikhirma
abrarkhairul2014@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar