Minggu, 12 Maret 2017

RASA “MINANG’ SINTOK, NEGERI UTARA MALAYSIA



Begitulah, kalau dalam perjalanan ke negeri orang, ada saja yang berbau negeri “awak” langsung saja menarik perhatian. Aku kira bukan hanya aku saja. Rasa cinta dan rindu sekaligus bangga itu, adalah milik semua etnik, bangsa dan manusia, akan tanah airnya.




Selama berkunjung ke Negeri Utara Malaysia yakni Kedah dan Perlis, aku mendapat tumpangan di bilik Andhyka Nugraha, asal Palembang, yang sedang menyelesaikan pendidikannya, mengambil program doctor. Dapat pula berkenalan dengan seorang urang awak, asal Bukittinggi, yang juga menyelesaikan programnya. Berteman baik dengan Andhyka.

Pada satu kesempatan, aku dibawa Andhyka berkeliling kampusnya. Berkeliling dengan berjalan kaki diantara kerimbunan pohon-pohon pelindung. Terasa sekali begitu luasnya areal University Utara Malaysia (UUM), salah satu perguruan tinggi Malaysia yang terletak di Sintok,Negeri Kedah Darul Aman.

Aku memang lebih menyukai berkeliling dengan berjalan kaki, walau pun Andhyka mengajakku beberapakali untuk naik bus kampus yang berkeliling mengitari kawasan universitas, menghubungkan dari fakultas ke fakultas dan sarana-sarana pendukung kampus lainnya. Dimana satu sama lain bangunan itu terpisah-pisah tapi tetap menjadi satu rangkaian saling terhubung.

Mulai dari Mall mini dengan aneka macam kedai kebutuhan mahasiswa, bank dan cafe, serta laundry, sampai kami menelusuri perpustakaan, taman-taman terbuka, stadion olahraga, kolam renang, tempat berkuda, gokart, penyewaan sepeda terus melihat pemeliharaan rusa yang berasal dari Indonesia.

Menyempatkan diri mendatangi UUM Press dan Kedai Buku. Sayang tersebab hari libur dalam keadaan tutup. Akhirnya meneruskan berkeliling, sempat juga terjumpa bangunan bertuliskan Pusat Kajian Pemikiran Dr. Mahathir Mohamad. Memandang sejenak diantara sinar matahari yang terik.

Tak jauh dari Mall Mini Kampus itu terdapat bangunan-bangunan asrama mahasiswa, sekaligus di atas kontur tanah yang berbukit itu berdiri bangunan masjid kampus. Besar dan luas halamannya. Di persimpangan jalan menuju masjid tersebut, aku melihat papan kecil sederhana, di salah satu sisi jalan, “Kafe Pusat Islam Restoran Minang.”

Menurut Andhyka kafe itu terletak di bangunan tak jauh dari papan nama itu. Andhyka menunjuk ke arah agak ketinggian dari kami berdiri. Pada bangunan besar bahagian belakang areal parkiran. Kedua bangunan dipisahkan areal parkir tersebut.

Aku sudah terbawa rasa senang saja melihat itu. Sampai meninggalkan Sintok, Kedah, dimana universitas ini berada, aku tak sempat untuk berkunjung ke Restoran Minang itu. Tapi menyempatkan diri untuk sekadar berfoto di depan papan namanya saja, sebagai penanda bahwa aku pernah ke sini (*)

abrar khairul ikhirma
Sintok – kedah – Malaysia
September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar