Kamis, 09 Maret 2017

ASSALAMU’ALAIKUM MADINAH, KOTA YANG BERSINAR



Setelah penerbangan lebih kurang 8 jam di ketinggian langit, akhirnya waktu malam menyambut kedatangan kami dan udara yang terasa dingin menembus baju penghangat menyentuh tulang, saat turun pesawat menjejak bumi Madinah, Senin malam 20 Februari 2017, di Bandara Mohammad bin Abdul Aziz International Airport. Assalamu’alaikum…




Semua penumpang Saudi Arabia Airlines yang terbang dari Kuala Namu International Airport, Medan, Indonesia turun bergegas “melawan” udara dingin dan tiupan angin gurun, bersegera memasuki bus yang terparkir beberapa meter dari tangga pesawat. Bus tersebut menghantarkan kami untuk mencapai bangunan imigrasi, sebagai salah satu pintu masuk Negara Arab Saudi.

Pada waktu kedatangan kami, suasana bandara tidaklah terlalu ramai. Namun waktu akan bersegera bertukar dengan dinihari Selasa 21 Februari 2017. Walau pun tidak sepi tapi rasanya sangat nyaman dan akrab. Terlihat yang datang bersamaan dengan kami, juga adalah rombongan-rombongan dari berbagai biro perjalanan lain di tanah air, yang bertujuan untuk berumroh ke tanah suci.

Walau pun menunggu beberapa waktu, lalu memasuki antrian, tidaklah membuat adanya perasaan tidak sabar dan terburu-buru. Perjalanan yang tidak mengalami sesuatu apapun telah menghapuskan munculnya berbagai kecemasan. Yang ada hanyalah rasa syukur, Allah telah memberikan perlindungan, memberikan keselamatan untuk kami semuanya. Karena insyaallah niat kami memang semata-mata hanya untuk melaksanakan ibadah. 

Kini diantara tamu Allah itu diantaranya adalah diriku sendiri. Alhamdulillah kini sudah “menjejak” Madinah, satu negeri diantara negeri-negeri di jazirah Arab. Sungguh tidak terbayangkan ! Subhanallah…
Madinah, atau disebut juga al-Madinah al-Munawwarah, “kota yang bercahaya,” adalah sebuah kota di Hejaz, sekaligus ibukota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi. Dalam kota ini terdapat Masjid Nabawi, tempat dimakamkannya Nabi Islam Muhammad, dan merupakan kota paling suci kedua dalam agama Islam setelah Mekkah.

Madinah adalah tujuan Nabi Muhammad untuk melakukan Hijrah dari Mekkah, dan secara berangsur-angsur berubah menjadi ibukota Kekaisaran Muslim, dengan pemimpin pertama langsung oleh Nabi Muhammad, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali. Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam dalam abad-abad komunitas Muslim mulai berkembang. 

Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi, dan Masjid Qiblatain ("masjid dua kiblat"). Umat Muslim percaya bahwa penyelesaian dari serangkaian penurunan surah alquran diterima Nabi Muhammad di Madinah, yang dikenal sebagai surah Madaniyah yang nampak perbedaannya dengan surah Makkiyyah .(Wikipedia)

Selepas dari pemeriksaan imigrasi, kami terus menuju pintu keluar. Harus berjalan melalui koridor sepi yang cukup panjang hingga mencapai kawasan parkir bus. Udara sejenak tidak begitu terlalu mendingin bagi tubuhku, serasa udara saat berada di Kota Bukittinggi ---Sumatera Barat, Indonesia--- daerah ketinggian diantara 3 gunung; Singgalang, Marapi dan Sago, dikala seusai hujan.





Kawasan untuk bus di Mohammad bin Abdul Aziz Airpot ini dapat menampung banyak bus-bus yang menghantarkan jemaah. Kala kedatanganku ini, kawasan ini tak terlihat kesibukan. Namun banyak bus-bus terparkir dengan rapi. Lampu penerang tidaklah terang benderang tapi tentu saja tidak menjadikan kawasan ini suatu tempat yang menakutkan.

Koper-koper rombongan kami tidak sekaligus dapat dikeluarkan dari bagian bagasi. Sehingga ada cukup lama kami harus tertahan di kawasan bandara, agar semua koper bawaan kami masing-masing sudah tidak ada yang tercecer lagi. Untuk hal ini petugas biro perjalanan yang mendampingi dari Medan dan petugas “khusus” yang bertugas di bandara, sedikit bekerja keras. Harus bolak balik dengan jarak yang lumayan membuat “goyah” dengkul. 

Karena udara yang dingin saat menunggu keberangkatan menuju penginapan, aku masih dapat berdiri santai diluar bus. Sementara yang lain sudah banyak duduk dalam bus. Aku sama sekali tidak merasa kelelahan tapi hanya rasa dingin “agak” membuatku kurang nyaman. Sekilas aku teringat pada masa sekolahan dulu, guru agama kami pernah memperkenalkan, Yatsrib.

Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai dia wafat dan dimakamkan di sana.

Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan

Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad

Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena pengkhianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir ke luar Madinah.


Kini Madinah bersama kota suci Mekkah berada di bawah pelayanan pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Secara geografis, kota ini datar yang dikelilingi gunung dan bukit bukit serta beriklim gurun.

Dari sektor ekonomi, terdapat sektor pertanian dan perkebunan terlebih perkebunan kurma yang sudah dikenal sejak masa lampau, peternakan selayaknya penduduk Arab serta perdagangan ditambah dengan sektor jasa terutama jasa pelayanan para peziarah di antaranya adalah usaha perhotelan dan penginapan.

Selain dikenal sebagai kota pusat perkembangan Islam. Madinah juga merupakan pusat dari pendidikan Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Juga banyak ulama-ulama dan Cendekiawan Islam yang muncul dari Madinah di antaranya adalah Imam Malik. Saat ini di Madinah terdapat berbagai Jami'ah (Universitas) dan perguruan tinggi Islam lainnya (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar