Setelah
penerbangan lebih kurang 8 jam di ketinggian langit, akhirnya waktu malam
menyambut kedatangan kami dan udara yang terasa dingin menembus baju penghangat
menyentuh tulang, saat turun pesawat menjejak bumi Madinah, Senin malam 20
Februari 2017, di Bandara Mohammad bin Abdul Aziz International Airport. Assalamu’alaikum…
Semua penumpang Saudi Arabia Airlines yang terbang dari Kuala Namu International Airport, Medan,
Indonesia turun bergegas “melawan” udara dingin dan tiupan angin gurun,
bersegera memasuki bus yang terparkir beberapa meter dari tangga pesawat. Bus
tersebut menghantarkan kami untuk mencapai bangunan imigrasi, sebagai salah
satu pintu masuk Negara Arab Saudi.
Pada waktu
kedatangan kami, suasana bandara tidaklah terlalu ramai. Namun waktu akan
bersegera bertukar dengan dinihari Selasa 21 Februari 2017. Walau pun tidak
sepi tapi rasanya sangat nyaman dan akrab. Terlihat yang datang bersamaan
dengan kami, juga adalah rombongan-rombongan dari berbagai biro perjalanan lain
di tanah air, yang bertujuan untuk berumroh ke tanah suci.
Walau pun menunggu
beberapa waktu, lalu memasuki antrian, tidaklah membuat adanya perasaan tidak
sabar dan terburu-buru. Perjalanan yang tidak mengalami sesuatu apapun telah
menghapuskan munculnya berbagai kecemasan. Yang ada hanyalah rasa syukur, Allah
telah memberikan perlindungan, memberikan keselamatan untuk kami semuanya. Karena
insyaallah niat kami memang semata-mata hanya untuk melaksanakan ibadah.
Kini diantara tamu
Allah itu diantaranya adalah diriku sendiri. Alhamdulillah kini sudah
“menjejak” Madinah, satu negeri diantara negeri-negeri di jazirah Arab. Sungguh
tidak terbayangkan ! Subhanallah…
Madinah, atau
disebut juga al-Madinah al-Munawwarah,
“kota yang bercahaya,” adalah sebuah kota di Hejaz, sekaligus ibukota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi.
Dalam kota ini terdapat Masjid Nabawi,
tempat dimakamkannya Nabi Islam
Muhammad, dan merupakan kota paling suci kedua dalam agama Islam
setelah Mekkah.
“Madinah
adalah tujuan Nabi Muhammad untuk melakukan Hijrah
dari Mekkah, dan secara berangsur-angsur berubah menjadi ibukota Kekaisaran
Muslim, dengan pemimpin pertama langsung oleh Nabi Muhammad, kemudian
dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan, dan Ali.
Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam dalam abad-abad komunitas Muslim mulai
berkembang.
Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah
dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi, dan Masjid
Qiblatain ("masjid dua kiblat").
Umat Muslim percaya bahwa penyelesaian dari serangkaian penurunan surah alquran
diterima Nabi Muhammad di Madinah, yang dikenal sebagai surah
Madaniyah yang nampak perbedaannya dengan surah
Makkiyyah .” (Wikipedia)
Selepas dari pemeriksaan imigrasi, kami terus menuju pintu
keluar. Harus berjalan melalui koridor sepi yang cukup panjang hingga mencapai
kawasan parkir bus. Udara sejenak tidak begitu terlalu mendingin bagi tubuhku,
serasa udara saat berada di Kota Bukittinggi ---Sumatera Barat, Indonesia---
daerah ketinggian diantara 3 gunung; Singgalang,
Marapi dan Sago, dikala seusai
hujan.
Kawasan untuk bus di Mohammad bin Abdul Aziz Airpot ini
dapat menampung banyak bus-bus yang menghantarkan jemaah. Kala kedatanganku ini,
kawasan ini tak terlihat kesibukan. Namun banyak bus-bus terparkir dengan rapi.
Lampu penerang tidaklah terang benderang tapi tentu saja tidak menjadikan
kawasan ini suatu tempat yang menakutkan.
Koper-koper rombongan kami tidak sekaligus dapat dikeluarkan
dari bagian bagasi. Sehingga ada cukup lama kami harus tertahan di kawasan
bandara, agar semua koper bawaan kami masing-masing sudah tidak ada yang
tercecer lagi. Untuk hal ini petugas biro perjalanan yang mendampingi dari
Medan dan petugas “khusus” yang bertugas di bandara, sedikit bekerja keras.
Harus bolak balik dengan jarak yang lumayan membuat “goyah” dengkul.
Karena udara yang dingin saat menunggu keberangkatan menuju penginapan, aku masih dapat berdiri santai diluar bus. Sementara yang lain sudah banyak duduk dalam bus. Aku sama sekali tidak merasa kelelahan tapi hanya rasa dingin “agak” membuatku kurang nyaman. Sekilas aku teringat pada masa sekolahan dulu, guru agama kami pernah memperkenalkan, Yatsrib.
Karena udara yang dingin saat menunggu keberangkatan menuju penginapan, aku masih dapat berdiri santai diluar bus. Sementara yang lain sudah banyak duduk dalam bus. Aku sama sekali tidak merasa kelelahan tapi hanya rasa dingin “agak” membuatku kurang nyaman. Sekilas aku teringat pada masa sekolahan dulu, guru agama kami pernah memperkenalkan, Yatsrib.
Pada
masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, dikenal sebagai
pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya
menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai dia wafat dan
dimakamkan di sana.
Selanjutnya
kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi
Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
Pada
masa Ali
bin Abi Thalib
pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak
karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum
pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan
dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan
berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke
kota Baghdad.
Pada
masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang beragama Islam
dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena pengkhianatan yang
dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir ke
luar Madinah.
Secara
geografis, kota ini datar yang dikelilingi gunung dan bukit bukit serta
beriklim gurun.
Dari sektor ekonomi, terdapat sektor pertanian dan perkebunan terlebih perkebunan kurma yang sudah dikenal sejak masa lampau, peternakan selayaknya penduduk Arab serta perdagangan ditambah dengan sektor jasa terutama jasa pelayanan para peziarah di antaranya adalah usaha perhotelan dan penginapan.
Dari sektor ekonomi, terdapat sektor pertanian dan perkebunan terlebih perkebunan kurma yang sudah dikenal sejak masa lampau, peternakan selayaknya penduduk Arab serta perdagangan ditambah dengan sektor jasa terutama jasa pelayanan para peziarah di antaranya adalah usaha perhotelan dan penginapan.
Selain dikenal sebagai kota pusat perkembangan Islam. Madinah
juga merupakan pusat dari pendidikan Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Juga
banyak ulama-ulama dan Cendekiawan Islam yang muncul dari Madinah di antaranya
adalah Imam Malik.
Saat ini di Madinah terdapat berbagai Jami'ah (Universitas) dan perguruan
tinggi Islam lainnya (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar