“Mengulum Kisah dalam
Tubuh yang Terjarah,” buku kumpulan puisi Ahmad Taufiq, penyair dari Jawa Timur,
sekaligus salah seorang tenaga pengajar di Universitas Jember.
Buku kumpulan puisi Ahmad Taufiq ini terbit tahun 2016 tapi
sampai di tanganku pada bulan September 2017 dari penulisnya sendiri. Itupun
tidak di Indonesia tapi di Kuala Lumpur, Malaysia. Karena sama-sama menghadiri,
Seminar Internasional Sastera Melayu Islam di Masjid Abdul Rahman bin Auf,
Kuala Lumpur.
Pertama mengenal dan bertemu, karena sama-sama menghadiri
Anugerah Puisi Dunia Numera 2014. Selepas itu, kami kemudian menjalin
komunikasi melalui media social fesbook. Pertemuan kali kedua ini, sama-sama
berada di Kuala Lumpur oleh penyelenggara kegiatan sastra yang sama yakni
Persatuan Sasterawan Numera Malaysia.
Buku kumpulan puisi Ahmad Taufiq ini berisikan 41 buah
puisi. Membagi dalam empat bahagian. Sebagai Adam Akulah Sejarah Tubuhmu yang
Terbenam, Mengulum Kisah dalam Tubuh yang Terjarah, Suluh di Semenanjung dan
Aku Berlayar dengan Kafan.
Cover buku “mencirikan” buku-buku sastra ini, tampil dengan
format standar buku, tertata dengan baik, baik pilihan font judul dan teks isi,
kualitas cetak, memberikan kenyamanan bagi pembaca.
Buku juga dilengkapi di bagian cover belakang, menampilkan
dua endorsemen, sebagai pemberi gambaran terhadap karya dan penulisnya. Pertama
merupakan kutipan dari pertanggungjawaban penilaian Anugerah Puisi Dunia Numera
2014 oleh Ketua Dewan Juri, Sasterawan Negara Dato’ Dr. Ahmad Khamal Abdullah,
dimana puisi Ahmad Taufiq menjadi salahsatu puisi penerima anugerah. Kedua dari
penyair Yogyakarta, Imam Budhi Santosa.
Judul Buku: Mengulum Kisah dalam Tubuh yang Terjarah
Jenis Buku: Kumpulan Puisi
Penulis: Ahmad Taufiq
Halaman: viii -
62
Cetakan: 2016
Penerbit: Interlude, Yogyakarta
ISBN: 978-602-73873-9-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar