AKU dan EMRAL DJAMAL DT.R. MUDO pernah berdiskusi lepas tentang kebudayaan setahun silam. Saat berkunjung suatu malam ke rumahnya di Gurun Laweh, Kotamadia Padang. Suatu kebiasaan kami berdua jika sudah bertemu, dan itu sudah kebiasaan sejak lama diantara kami.
Karena kami sama-sama memiliki intensitas yang tinggi dalam kesenian dan kebudayaan di daerah sampai kini. Mungkin kami tidak banyak terlibat di acara-acara formal tetapi kami memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap hal ini, karena memang hidup kami di kesenian.
Emral sang Datuak dari Nagari Bayang, Pesisir Selatan, dalam waktu terakhir semakin mendalami sejarah Minangkabau. Di pentas kesenian di Sumatera Barat, dia seorang pesilat, penyair dan sempat juga bermain teater.
Dalam diskusi itu kami melayok membicarakan sepintas tentang adanya Tabuik di Pariaman. Sebagaimana yang diyakini sampai sekarang, Tabuik dibawa oleh orang-orang penganut Syi’ah. Benarkah itu pertanda bahwa orang Kaliang (India) etnik yang dianggap generasi pertama datang ke Pariaman ???
Tampaknya sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut. Seakan pengkajiannya berhenti sampai disitu bahwa orang Kaliang, Potugis, Belanda lalu ada Tionghoa dan Jawa ???
Kami berharap suatu hari kelak ada pemerhati sejarah yang memperlajarinya dan membuat referensi baru bahwa pemahaman selama ini mesti diluruskan. Setidaknya dengan catatan saya ini, membuka pemikiran seseorang untuk menelusurinya dengan segala sudut keilmuannya.
Jejak-jejak sejarah itu menggelitik pemikiran saya dan Emral sampai saat ini.
Pada diskusi yang berlangsung malam hari itu, kami membuat wacana pemikiran dengan sejumlah alasan-alasan --yang mungkin benar dan mungkin pula belum tentu keliru—bahwa etnik pertama yang masuk ke Pariaman adalah ORANG ARAB bukan Orang Kaliang.
Anehnya….
Kok mereka (Orang Arab) sama sekali lepas dari banyak pembicaraan dan literature menyangkut Pariaman ???
Kami menduga pada masa silam Orang Arab itu masuk ke Pariaman tidak membentuk suatu perkampungan “ekslusif” sebagaimana Orang Kaliang, Cino, Balando dan Nieh. (Konon pembentukan perkampungan ini ada yang menegaskan terjadi di zaman Belanda, dengan tujuan memudahkan mengendalikan etnik-etnik itu dengan pribumi) Dimana sampai sekarang masih ada jejaknya, dengan nama-namanya yang tak berobah seperti. Kampuang Kaliang, Kampuang Cino, Kuburan Balando atau pun Kampuang Nieh..
Menurut analisis kami, Orang-orang Arab yang datang ke Pariaman sangat luarbiasa. Konsep mereka tidak menjadi terpisah tapi masuk dalam kehidupan masyarakat setempat.. Kemudian erat juga kaitannya dengan kegiatan syiar agama Islam yang dilakukan Orang Arab.
Sehingga memungkinkan Orang Arab mudah menyatu dan tidak terpisah dengan pribumi sehingga (makanya) sampai sekarang jejak-jejak kehadiran mereka berupa peninggalan kasat mata atau sebutan tidak ditemukan dalam keseharian masyarakat Pariaman.
Dan dalam wacana kami, tradisi Tabuik di Pariaman sebenarnya sudah ada dibawa oleh Orang Arab tetapi kemudian tradisi itu dimanfaatkan oleh penjajahan Belanda dengan mengkondisikannya sebagai acara kolosal.
Dalam kesimpulan saya dengan Emral Djamal, Orang Arab adalah etnik pertama yang datang ke Pariaman. Orang Arab yang datang ke Pariaman bertempat tinggal di antara Sunua dan Ulakan, lalu menyebar lewat perkawinan dengan masyarakat setempat dan sekitarnya. Keturunan Arab itu adalah mereka yang bergelar Sidi yang berasal dari kata Saidi. Merekalah yang membawa tradisi Tabuik ke Pariaman. ( Abrar Khairul Ikhirma/19/08/2011)
assalamualaikum,,,,,saya adalah warga Pariaman dengan bergelar Sidi,,,,saya tertarik dengan tulisan Kakanda d blog ini,,,,sedikit pertanyaan namun selalu terbayang2 oleh saya "setau saya,,,orang2 Arab selalu membawa FAM mereka dalam setiap nama,,,adakah tersirat dalam lamunan kanda,,,apa FAM orang2 Pariaman yg bergelar SIDI tersebut?"
BalasHapusjika ada waktu,,,,,mohon d bahas juga Kakanda,,,,saya tunggu jawaban Kakanda dengan hormat d email saya (miajodayat@yahoo.com)
Fam di pariaman sudah ditemukan beberapa fam. Menurut catatan tua yg disimpan beberapa orang sidi yg sudah sepuh...
HapusOrang Arab pertama yg datang ke Pariaman adalah sidi nan sabatang yg singgah di bandar tiku dan batang ghasan
BalasHapus