Sudah lama hanya lihat-lihat foto bunga bangkai belaka. Saat dapat informasi bunga bersangkutan ada yang menemukannya mau mekar di kawasan Gunung Letter W, salah satu bagian dari rangkaian pegunungan Bukik Barisan, sontak saja aku ingin melihatnya langsung.
Kebetulan temanku Iggoy el Fitra, wartawan Kantor Berita Antara Padang, dapat informasi sama. Kami sama-sama suka masuk pelosok dan bahkan menelusuri pedalaman. Kontan saja kami secara spontan tanpa persiapan sebagaimana orang mau ke daerah, berangkat.
Kami kira lokasinya dekat. Nyatanya..... menempuh perjalanan lumayan juga. Lokasinya jauh dari perkampungan, harus jalan kaki menyisir semak belukar, sungai, mendapati sepasang air terjun dan mendaki sisi air terjun, menyisir sungai, menyeberang sungai, dan oooohhhh..... sampai juga di mana sang bunga bangkai menyembul di lereng tepi sungai, berbatu-batu dan airnya jernih.
Walaupun agak kecewa, kami puas melakukan suatu perjalanan memasuki alam yang masih dikatakan masih perawan. Bunga bangkai yang malang itu sudah menjadi bangkai sebelum mekar, tertimpa dahan kayu semalamnya.
Memang badan terasa pegal tapi jungle-track itu amat berkesan. Bahkan fotoku juga dimuat di "Antara Online" dan sejumlah media cetak memuatnya.
Nih tulis sang wartawan pada foto yang dipublikasikan itu :
PADANGPARIAMAN, 7/7 - BUNGA BANGKAI RAKSASA. Warga melihat Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) yang layu di kawasan hutan Koto Hilalang Utara, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar, Kamis (7/7). Bunga bangkai raksasa endemik Sumatra setinggi 2 meter ketika mekar itu ditemukan warga yang menyusuri hutan sejak sepekan terakhir, namun warga tidak mengetahui jenis bunga itu. FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra/ed/pd/11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar