SUDAH lama kami tak jumpa. Terakhir kali aku bertemu dengannya setahun yang lalu. Meski sudah berumur tua juga, waktu itu, dia masih sanggup "nyetir" mobil kecilnya kemana-mana.
Kami bertemu di sebuah warung pinggir jalan, di depan kantor redaksi Harian Singgalang, di jalan veteran, dimana kami pernah sama-sama menjadi salah makhluk yang berkubu di suratkabar itu.
Achyar Sikumbang kalah saing dengan nama lainnya "Tan Baro." Itu adalah nama tokoh kartunnya yang sampai kini masih menjadi ikon koran itu. Dia sering dipanggil dengan Tan Baro. Selain membuat kartun, dia juga pembuat ilustrasi cerita pendek di edisi minggu, selain juga seorang pengajar di IKIP yang kini berobah nama dengan UNP (Uinversitas Negeri Padang).
Sang Tan Baro ini dengan ku entah mana saling mengaggumi. Beda umur boleh saja tapi jika bertemu, kami selalu berdiskusi mengenai dunia seni dan budaya, terutama perihal dunia lukis melukis.
Aku senang dengan goresan ilustrasi cerpennya. Cuma sayang.... beberapakali aku pernah mengatakan padanya tentang kekecewaanku. Setiap cerpen yang ditulis oleh orang yang tidak dekat dengannya, malah cerpen itu kedodoran kalau tidak terbilang "payah" mutunya, hanya setara cerpen remaja, Tan Baro membuat ilustrasinya bagus dan angat kreatif sebagai ilustrasi. Namun kalau giliran cerpenku yang dimuat edisi minggu, selalu saja ilustrasi yang dibuatnya tak berkenan sama sekali olehku. Ilustrasinya setiap untukku seperti aal-asalan saja....
Namun aku tetap juga menghargainya
Begitupun dia padaku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar