Abrar Khairul Ikhirma, Secuil Catatan
ABRAR
KHAIRUL IKHIRMA, pernah dilahirkan 8 November, di Pariaman, salah satu daerah
pesisir pantai barat Pulau Sumatera, Sumatera Barat, Indonesia. Terlahir
sebagai anak ke 5 dari 8 bersaudara tapi menganggap dirinya paling “brengsek.”
Tersebab ia banyak menghabiskan hidupnya “menggelandang” di dunia bohemian
kemana-mana, dengan segala “pemberontakannya.”
Perjalanan kariernya sampai saat ini lebih karena otodidak. Tersebab sejak kecil tidak begitu tertarik dengan pendidikan formal. Meskipun ia pernah dua kali memasuki SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) Padang dan akhirnya tamat di SMA (Sekolah Menengah Atas).
Perjalanan kariernya sampai saat ini lebih karena otodidak. Tersebab sejak kecil tidak begitu tertarik dengan pendidikan formal. Meskipun ia pernah dua kali memasuki SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) Padang dan akhirnya tamat di SMA (Sekolah Menengah Atas).
SETAMAT
Sekolah Dasar karya tulisnya mulai dipublikasikan ke berbagai media cetak
terbitan Padang (Singgalang, Haluan, Semangat, Canang, Merapi, Mimbar Minang,
Padang Ekspres), Riau (Riau Mandiri) serta media ibukota (Merdeka Minggu,
Pelita, Suara Karya, Kartini dan Majalah Gadis).
RAJIN menulis puisi, cerita pendek, feature maupun artikel. Bahkan 2 novelnya, “Kabut-kabut Senja” dan “Menjelang Kelam Datang,” pernah dijadikan cerita bersambung di Harian Haluan, Padang. Beberapa tahun silam, terakhir ia amat rajin menulis soal-soal kebudayaan terutama perihal pengamatannya terhadap dinamika sekaitan Sumatera Barat.
PERNAH
dijuluki “wartawan cilik” dari Majalah Tempo (Jkt.1981). Karena mencampungi
dunia jurnalistik, menulis berita untuk Harian Singgalang. Menerbitkan sendiri
Buletin “Piaman nan Laweh” (1982) dan Koran Mingguan “Marapi” (2008).
IKUT aktif
mengelola Koran Khusus RUANG (1982-1983), Redaktur Tamu KMS-Singgalang (1984), Redaktur Pelaksana dan Manager
Produksi Majalah Anak-anak “Sai” (1989/1990) dan salah seorang pendiri majalah
tersebut. Terakhir Redaktur KMS-Singgalang (1989-1991). Redaktur Khusus Tabloid
TARGET (2011 sampai sekarang), Wartawan Senior di portal berita www.sumbaronline.com (2012, sampai
sekarang).
SEJAK 1980
menseriusi dunia kesenian. Mulai berkesenian di Sanggar PARIS Pariaman.
Kemudian bergabung dengan Sanggar Pasamayan Padang. 14 tahun lebih terlibat
lansung dengan serangkaian kegiatan BKKNI –Badan Koordinasi Kesenian
Indonesia—Sumatera Barat dan group-group kesenian di Sumbar.
MENULIS DAN
MELUKIS dua dunia yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Pertama kali ikut pameran bersama
di Pameran Harkitnas (1986). Kemudian Pameran Tunggal Lukisan “Bulan, Matahari
dan Kehidupan,” (1991). Pameran Tunggal Sketsa “Titik Bidang dan Garis,” (1991).
dan Pameran Tunggal Lukisan “Tinggam Warna” (1995). Pameran Bersama se
Indonesia Alumni SSRI/SMSR Padang, 1995. Pameran Pelukis Sumatera Barat, 1996.
[Taman Budaya Propinsi Sumatera Barat] dan Pameran dan Dialog Pelukis se
Sumatera di Taman Budaya Riau, 1996.
CUKUP lama
menangani sejumlah produksi dan penataan artistic berbagai pertunjukan teater
dan tari, bahkan pernah ikut sebagai Asisten Artistik di sinetron televise a.l.
Pulanglah Si Anak Hilang, sutradara Kardy Said (TPI, 1993), Salah Asoehan,
sutradara Ami Priyono (1994), Masih Ada Kapal ke Padang, sutradara MT Risjaf
(1995) dan menjadi pemain di Naga Bonar versi 2, sutradara MT Risjaf (1996).
PUISInya
yang telah diterbitkan, al. Selamat Petang Jakarta (1986), Condet; makam
terakhir seorang penyair (1992), Sajak Penyair 15 Ribu (1996) dan Antara Bukik
Punai (2008).
SEJUMLAH
puisinya juga terhimpun dalam buku, al. Antologi Penyair Sumbar (terbitan Taman
Budaya Sumbar, 1993), Antologi Hawa 29 Penyair (Sangkaduo, 1996), Antologi
Puisi 1999 Sumatera Barat (terbitan Dewan Kesenian Sumbar, 1999). “Hang;
Kekalkan di Selat Malaka” puisinya mendapat Anugerah Puisi Dunia Numera 2014, Malaysia,
bersama dua puisi lain terhimpun dalam Antologi “Risalah
Melayu Nun Serumpun” terbitan Numera 2014.
SERING melakukan perjalanan ke berbagai daerah pelosok di
Indonesia.
TERAKHIR pernah menetap di pedalaman Siberut, Kepulauan
Mentawai, ditengah palunan laut Samudera Hindia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar