SUATU kejutan dalam hidupku berkunjung ke Kuala Lumpur,
Malaysia. Menerima Anugerah Puisi Dunia Numera 2014, atas karya puisiku yang
berjudul “Hang: Kekalkan Selat Malaka,” terpilih menjadi salah satu puisi yang
diberikan anugerah oleh Nusantara Melayu Raya (Numera), 21-24 Maret 2014.
Kejutan yang dimaksud bukan tersebab puisiku mendapat
anugerah itu, bukan pula aku dapat datang ke Malaysia karena diundang event
Numera tahun ini. Tidak. Tidak sama sekali menyangkut perihal itu. Aku mendapat
kejutan luarbiasa, ternyata yang dinamakan puisi tidak hanya berupa tulisan
karya penyair, namun ada orang yang benar-benar bernama Pui See…
Sejumlah penyair hadir di event Sastrawan Melayu ini dari berbagai
negara, antara lain; Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapore, Brunei
Darussalam, Swedia, Belgium dan Rusia. Termasuk kalangan sastra, kritikus dan
pemerhati sastra. Kegiatan selain Anugerah Puisi Dunia Numera 2014, sekaligus
diselenggarakan Baca Puisi Dunia Numera 2014, berikut peluncuran terbitnya buku
Antologi Puisi “Risalah Melayu Nun Serumpun,” yang menghimpun puisi-puisi
penerima anugerah.
Kejutan itu muncul ketika di hari ketiga kami berada di
Malaysia. 23 Maret 2014. Setelah menikmati jalan-jalan (pusing-pusing) waktu
siang di kawasan Menara Kembar Petronas, KLCC Park, yang menjadi ikon Malaysia,
menjelang petang hari, rombongan penyair dan para undangan lain langsung menuju
kawasan di jantung Malaysia yakni Sentul Park.
Sentul Park, terdapat areal situs bekas setasiun kereta.
Masih terdapat bangunan kayu dan berupa bangunan tembok tanpa atap, bangunan
bengkel, yang merupakan sisa identitas masa lalu transportasi. Areal yang luas
ini ditumbuhi pepohonan yang rindang. Udaranya sejuk dan nyaman. Jauh dari
kebisingan Kota Kualalumpur.
Di bagian belakang areal situs masa lalu transportasi itu,
terdapat sebuah bangunan sepertinya dipadukan antara bangunan lama dengan yang modern,
yang dijadikan sebagai “the kuala lumpur perfoming art centre.” Sebuah pusat
kegiatan berkesenian di Kuala Lumpur. Sebagaimana infomasi dari temanku warganegara
Malaysia “Teratai Abadi,” aktifitas kesenian kontemporer berlangsung tanpa
henti, terutama dari kalangan muda.
Di salah satu sisi bangunan “the kuala lumpur perfoming arts
centre” yang artistic itu, di bawah kerindangan pepohonan, para penyair Numera
2014 mengadakan kegiatan berorasi, bercakap-cakap dan baca puisi tanpa kesan
formal. Mereka yang bergelut dengan dunia penciptaan puisi, terkaget ketika
saudara Umar Huzair dari Numera meminta kesediaan wakil pihak pengelola “the
kuala lumpur perfoming art centre” untuk membuka kegiatan sederhana itu yang
penuh kesan mendalam bagi yang hadir.
Betapa tidak, saudara Umar memperkenalkan seorang wanita
muda dengan gaya yang khas di hadapan para penyair. Dimana Umar mengatakan
bahwa wanita tersebut lah yang asli benar-benar puisi karena namanya Pui See
(kalau dilafazkan terdengar puisi). Aku terkejut dan terkesima. Kok bisa ??? Kuanggap
peristiwa filosofis sekali. Ketika penyair berkumpul bicara dan membaca puisi,
ternyata puisi itu sendiri malah melekat pada nama orang.
Dan aku mendapatkan kehormatan setelah Pui See, yang
memiliki jabatan p.o. to excecutive produser the kuala lumpur perfoming art
centre, selesai memberikan kata sambutan, ia bersedia ketika aku meminta untuk bisa
berfoto dengannya. Ketika kegiatan sudah berlangsung, sama sekali aku tak
menyangka ia mau menghampiriku, dengan senang hati beliau memberikan padaku
sebuah kartu nama. Kini kusimpan dengan baik. Pui See…
Sungguh kehormatan dan membahagiakanku. Aku yang telah
menulis puisi dalam perjalanan hidupku, ternyata akhirnya aku menemukan puisi
yang asli dan bukan tulis atau dibaca di Kuala Lumpur. Cantik, bersahaja….
[abrarkhairulikhirma]
[abrarkhairulikhirma]
Selamat, ketemu pui see, suatu kebahagiaan tersendiri, terutama adanya menemukan nilai-nilai kesantunan, penghargaan dan perhatian yang dapat berperan sebagai edifikasi dalam kehidupan berbudaya dan peradaban manusia.
BalasHapusterimakasih pak
Hapusselamat...
BalasHapusaku sangat beruntung hadir di sini, karenanya aku mengenal pui see yang selama ini puisi hanya berupa deretan kata-kata tapi ini justru seorang manusia, perempuan cantik dan energik :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAssalaamu'alaikum Warahmatullah. RAMADHAN KAREEM.
BalasHapusDaerahku KOTA BHARU KELANTAN kini jam 6.31 petang...kutemui blog cantik ini. Kuziarahi daerahmu. Kuhulur jabat silaturrahim.Mari mengunjungi rumahku keroncongdariana.blogspot.my wassalam.
Terimakasih sudah menyimak blog saya. Saya menulis untuk berbagi dan dapat berguna bagi semua orang.
HapusYa, salam. Insyaallah saya mengunjungi blog tuan...